(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Gerakan Banyuwangi Ayo Mengajar (BAM) kembali dihelat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Diselenggarakan secara serentak pada Kamis (16/12/2021) di 400 sekolah, tak kurang dari 400 relawan yang turut mengajar dengan 16 ribu peserta yang terlibat.
Kegiatan tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, merupakan upaya untuk melibatkan semua kalangan agar terlibat dalam dunia pendidikan.
Banyuwangi Ayo Mengajar (BAM)
adalah program mengajak masyarakat dari berbagai profesi untuk bergabung
sebagai relawan dan terjun ke sekolah-sekolah memotivasi siswa-siswa.
Para ‘motivator’ tamu dihadirkan
untuk berbagi inspirasi dan pengalaman-pengalaman sukses agar anak-anak bisa
mengenal lebih dini beragam profesi, dan mengembangkan imajinasinya.
“Tanggung jawab dunia pendidikan
sejatinya tidak semata ada di pundak sekolah atau guru. Tapi, juga menjadi
tanggung jawab kita semua,” ungkap Ipuk saat membuka acara tersebut secara
virtual. Dalam kesempatan itu, Ipuk juga menyapa para siswa di SDN 2 Sumber
Kencono, Kecamatan Wongsorejo.
Sebagai bentuk tanggung jawab
pendidikan, lanjut Ipuk, semua orang dapat menjadi guru dan semua lingkungan
dapat menjadi sekolah. Dari keterlibatan semua pihak, anak didik akan
mendapatkan banyak inspirasi yang menjadi bekal masa depannya.
“Siapapun bisa menjadi guru yang
menginspirasi. Tidak hanya dari figur-figur yang sukses secara materi saja.
Bisa juga kita belajar kepada tukang becak, misalnya. Dari mereka kita bisa
belajar tentang pentingnya kerja keras, kita bisa belajar tentang empati,”
papar Ipuk.
Ipuk juga mengharapkan Banyuwangi
Ayo Mengajar ini, ke depannya bisa dilakukan secara reguler dengan melibatkan
wali murid. Masing-masing wali murid dengan beragam profesi dapat digilir
mengajar di sekolah putra-putrinya.
“Dari keterlibatan orang tua ini,
akan semakin mendekatkan orangtua dengan murid dan juga dengan sekolah.
Sehingga terjalin hubungan harmonis yang menjadi pondasi bagi kesuksesan
pendidikan anak-anak kita,” imbu Ipuk.
Selain itu, menurut Ipuk, BAM juga
untuk memberikan penyegaran dan semangat baru bagi anak didik yang di masa
pandemi banyak mengalami perubahan. Mereka harus belajar secara daring dan tak
semua bisa memulai pelajaran tatap muka.
“Salah satu tantangan pendidikan
hari ini adalah terjadinya lost learning. Karena pendidikan tidak bisa tatap
muka, sehingga kehilangan semangat belajar anak didik kita. Dengan suasana
baru, pengajar baru dengan tema yang baru, diharapkan dapat menjadi semangat
baru pula bagi anak didik kita,” harap Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Sementara itu, Plt Kepala Dinas
Pendidikan Banyuwangi Suratno, mengungkapkan, kegiatan Banyuwangi Ayo Mengajar,
menyasar siswa SD dan SMP sederajat di seluruh Banyuwangi, termasuk di
desa-desa.
Banyuwangi Ayo Mengajar melibatkan
400 relawan dari 62 jenis lintas keahlian. Mulai dari polisi, TNI, jaksa,
jurnalis, hakim, pengusaha muda, konselor, pelaku wisata, dan masih banyak
lainnya.
“Para pengajar yang terlibat
sebagai relawan Banyuwangi Ayo Mengajar ini, dilakukan melalui proses
penyeleksian yang cukup ketat. Sehingga mereka benar-benar mampu memberikan
inspirasi bagi seluruh peserta,” terang Suratno.
Selain Banyuwangi Ayo Mengajar, di
SDN 2 Sumber Kencono juga dilakukan kick-off vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak
berusia 6 sampai 11 tahun yang notabanenya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Dari 146 ribu anak yang akan mendapatkan vaksinasi, ditargetkan selesai dalam
waktu dua bulan.
“Kami kerahkan seluruh Puskesmas untuk melakukan vaksinasi, mereka akan datang ke sekolah-sekolah di seluruh Banyuwangi,” papar Plt. Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat. (Humas/kab/bwi)