(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Setelah sempat tidak beroperasi karena situasi pandemi, pasar tematik kreasi rakyat Banyuwangi, kini kembali menggeliat. Seperti di Desa Pendarungan, warga setempat membuat Festival Pasar Jenang, Kecamatan Kabat, Minggu (12/12/2021).
Pasar kuliner yang digagas pemuda desa setempat ini terletak di wilayah kebun kelapa milik salah satu warga setempat. Aneka jenis jenang (juga biasa dikenal bubur manis-red) dijajakan oleh warga setempat.
Mulai dari jenang bendil, jenang
waluh (labu), jenang sapar, jenang sumsum, jenang procot, maupun jenang nangka
semua bisa ditemukan di kawasan tersebut.
"Pasar rakyat ini suasananya
enak. Berada di kebun kelapa yang bersebelahan dengan sungai. Suasananya sejuk
dan rindang," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sambil mencicipi
jenang procot saat berkeliling melihat stan-stan.
Ditemani youtuber asal desa
Pedarungan, Junaidi yang terkenal dengan idiom 'Adya Ta?' Ipuk terlihat
berkeliling stan-stan dan memborong berbagai jenis jenang tersebut.
"Saya juga senang karena tidak
ada bahan plastik di sini. Bungkus jenangnya dari daun pisang dan jati.
Saya minta ini dirawat dan dijaga
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dia mengatakan dengan
dibukanya kembali pasar tematik ini, diharapkan bisa menjadi salah satu
alternatif pengungkit pemulihan ekonomi masyarakat.
Meski baru pertama kali dibuka,
pusat kuliner tradisional ini mendapat animo dari warga. Warga desa
berbondong-bondong ke kawasan tersebut untuk membeli aneka junis bubuk, maupun
aneka makanan khas Banyuwangi.
Momen ini juga dimanfaatkan Ipuk
untuk berbelanja bermacam kue karena bertepatan dengan Hari Belanja UMKM dan
Pasar Tradisional di setiap tanggal tanggal cantik (12.12).
"Kalau biasanya di belanja
tanggal cantik sebelum-sebelumnya saya belanja di pasar atau warung-warung,
bulan ini saya sengaja ingin belanja di pasar tematik kreasi rakyat seperti di
sini," kata Ipuk.
Hari Belanja ke Pasar dan UMKM
digelar setiap bulan di tanggal cantik. Gerakan ini mengajak seluruh ASN dan
karyawan BUMN/BUMD terlibat di dalamnya. "Ini cara kami untuk menggerakkan
perekonomian arus bawah," kata Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Sementara itu, Kepala Desa
Pendarungan, Adi Purwanto, menambahkan Festival Pasar Jenang ini sebenarnya
rutin digelar setahun sekali. "Namun karena pandemi, tahun lalu tidak
digelar. Kali ini kembali digelar dan dijadwalkan digelar dua minggu
sekali," kata Adi.
Menurut Adi, desa Pendarungan telah
terkenal sebagai sentra jenang. Di desa ini banyak warga yang memproduksi
berbagai jenis jenang.
“Ini cara kami untuk kembali menggiatkan
ekonomi di desa. Ternyata banyak warga yang berminat kembali berjualan di
kawasan ini. Kami kembali memfasilitasi dengan menggandeng pihak kecamatan,”
ucapnya.
Untuk mencegah penularan Covid-19, para pengunjung diwajibkan menggunakan masker di kawasan tersebut. “Ekonomi mulai jalan, tapi kami tetap berhati-hati terhadap penularan Covid-19. Jadi yang datang wajib bermasker untuk menekan Covid-19, dan higienitas juga kami jaga,” pungkas Adi. (Humas/kab/bwi)