Pesawat Citilink parkir di Bandara Blimbingsari. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Aktivitas erupsi Gunung Api Raung di Banyuwangi, masih saja terus terjadi. Meski sedikit tertup awan, asap kolong abu aktivitas erupsi masih tampak menyembur ke atas puncak gunung dan dominan mengarah ke timur hingga tenggara pada Kamis (11/02/2021).
Data Pos Pengamatan Pos Gunung Api (PPGA) Raung mencatat, sepanjang hari Kamis, abu vulkanik cenderung berintensitas sedang dengan ketinggian 1.500 - 2.000 meter dari puncak gunung. "Kamis malam asap tidak teramati karena tertutup awan," ujar Mukijo, Ketua Pos PPGA Raung.
Akibat hujan abu membuat Bandara Banyuwangi lumpuh total
lantaran masih ditutup sementara sejak lima hari lalu. Hingga kini, tercatat
ada 29 penerbangan dibatalkan karena erupsi Gunung Raung. Yakni penerbangan
dengan tujuan Jakarta, Surabaya, Bali maupun penerbangan menuju Banyuwangi.
Penghentian operasi secara total disebabkan abu vulkanik
masih terdeteksi di landasan pacu pesawat maupun lintasan pesawat. Pembatalan
sejumlah penerbangan penting dilakukan lantaran abu vulkanik raung sangat
membahayakan keselamatan penerbangan.
Edy Febriansyah, Manager Operasional Perbaikan &
Perawatan Bandara PT. Angkasa Pura II mengatakan, penerbangan akan dibuka
kembali jika lintasan pesawat sudah dinyatakan aman dan negatif dari semburan
abu vulkanik Gunung Api Raung.
“Rencana buka kembali, kita masih berdasarkan observasi.
Jika hasil paper test negative dan abu di udara sudah tidak ada. Maka Insya
Allah bandara akan kami buka kembali,” ujarnya kepada sejumlah wartawan Kamis
(11/02/2021) siang.
Sementara itu, hujan abu dari erupsi Gunung Api Raung masih
dirasakan masyarakat Banyuwangi, hingga Bali.
“Saya mulai semalam sampai batu-batuk, saya kira sakit Tapi
kok badan saya tidak apa-apa. Kemungkinan ini karena debu vulkanik Raung, saya
gatal di tenggorokan bahkan sampai agak sesak,” ujar Sukir, salah satu warga
Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.
Mastalianto, salah satu warga Desa Bangsring lainya juga
merasakan hal yang sama. Bahkan, saat dirinya mengantar tamu di kawasan Pulau
Menjangan, Bali Barat, hujan abu yang dirasakan semakin pekat terasa. Meski
sudah mengenakan masker, abu berpartikel pasir halus tetap saja masuk ke dalam
saluran pernapasannya hingga membuat dirinya sedikit batuk.
“Kalau di Menjangan sana sangat terasa. Saya baru buka nasi
bungkus sebentar saja nasinya langsung banyak pasirnya. Saya harus pakai masker
double untuk perlindungan,” ujar Mastalianto, salah seorang nelayan.
Erupsi Gunung Raung ini membuat sebagian wilayah di
Banyuwang hingga Bali dan Lombok mengalami hujan abu. Selain membuat Bandara
Banyuwangi ditutup, hujan abu yang pedih di mata ini hampir setiap hari
mengotori rumah-rumah warga.
Lahan-lahan pertanian milik petani di lereng gunung juga
terancam mati karena terpapar abu vulkanik Raung. Hingga kini, meski semburan
vulkanik dan gempa tremor yang disertai suara gemuruh masih terus menerus
terjadi, status Raung masih berada pada level dua waspada. (man)