(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Sejumlah
anak-anak muda Banyuwangi menyulap rumah kuno menjadi lokasi yang sangat
instagramable. Aktivitas ini dilakukan untuk meningkatkan geliat wisata di
desa.
Puluhan anak muda yang tergabung
dalam Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) bersemangat untuk melakukan
branding potensi wisata di desa. Kali ini mereka berkarya di Desa Gumirih,
Kecamatan Singojuruh. Mereka menyulap rumah milik kepala desa setempat, Mura’i
Ahmad, menjadi spot foto yang menarik.
"Awalnya kami ditantang
membuat sesuatu yang menarik untuk mengembangkan Kecamatan Singojuruh,
khususnya Desa Gumirih. Selama ini Singojuruh terkenal karena tradisi
kebo-keboan, mereka ingin ada destinasi baru," jelas Ketua BYCN, Vicky
Hendri Prasetyo.
Setelah keliling desa, mereka
melihat rumah Pak Kades yang banyak peninggalan kuno. Di lahannya yang seluas
satu hektar, selain ada rumah pribadi, juga terdapat 9 rumah Using kuno dan 1
Joglo besar. Belum lagi, barang-barang peninggalan kuno koleksi Mura'i.
"Kami jadi terinspirasi ingin membuat tempat yang selain untuk spot foto, namun bisa juga untuk belajar sejarah. Koleksinya ada yang dari jaman dinasti Qing," ujarnya.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Mereka pun dengan semangat
"membongkar" lahan milik Mura'i. Koleksi pintu-pintu kuno mereka jajar
sedemikian rupa menjadi gerbang masuk yang menarik. Rumah-rumah using didesain
dengan interior yang menarik dan siisi koleksi barang-barang lawas.
Pengunjung yang datang seolah
diajak tur mengunjungi beragam spot tematik yang menarik.
"Kami juga membuat amphiteater
di bagian belakang lokasi. Awalnya ini lahan tidak terawat, gundukan tanah yang
dipenuhi rumput liar. Lalu kami pugar jadi amphiteater yang menarik. Ini bisa
jadi public space," terang Vicky.
Kades Mura'i mengaku sangat senang
dengan apa yang dilakukan anak-anak muda ini. Menurutnya, ini akan menjadi daya
tarik baru bagi Desa Gumirih.
"Ini bisa jadi destinasi baru
di Desa Gumirih. Amphiteaternya juga akan bisa menjadi pusat aktivitas baru
bagi warga. Misal untuk belajar seni atau pentas seni," kata Mura'i.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani mengapresiasi apa yang dilakukan anak-anak muda BYCN.
"Anak-anak muda saat ini memang memiliki kecenderungan kreativitas
sendiri. Kita sebagai orangtua sudah sepatutnya memberikan dukungan dan
memfasilitasi," kata Ipuk.
"Kami juga meminta pada desa-desa agar melibatkan anak-anak muda untuk turut mengembangkan berbagai potensi yang ada," tambah Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
BYCN merupakan kumpulan berbagai
komunitas yang meliputi 17 sektor, seperti desain produk, fashion,
film/video, fotografi, kerajian, kuliner, sektor musik, sektor aplikasi,
periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan lainnya.
Mereka berkumpul mengangkat
berbagai potensi desa dengan menggelar pelatihan di berbagai sektor kreatif
yang mengacu pada masing-masing potensi desa. Sebelumnya, mereka telah keliling
ke Desa/Kecamatan Wongsorejo, Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, dan Desa
Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
"Di setiap desa kami menggali
dan mencoba mengangkat potensi yang ada di desa. Tidak hanya mengangkat UMKM
dan potensi alamnya, di setiap desa kami juga menggelar Maestro Mengajar. Para
seniman Gandrung senior melatih anak desa setempat menjadi Gandrung. Termasuk
di Desa Gumirih ini," pungkas Vicky. (Humas/kab/bwi)