Ritual adat Seblang Olehsari ditutup dengan prosesi Lungsuran. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Prosesi Lungsuran di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, menandai berakhirnya rangkaian ritual adat Seblang Olehsari yang telah memukau khalayak.
Ritual ini dilaksanakan di area kediaman salah satu sesepuh adat, sehari setelah rangkaian ritual Seblang Olehsari mencapai puncaknya, Jumat (11/4/2025) pagi.
Dalam tradisi Lungsuran, segenap pihak turut terlibat, termasuk penari, sinden, penabuh gamelan, serta anggota komunitas adat lainnya, untuk menjalani prosesi penyucian diri.
Para pemain inti tersebut dimandikan dengan air yang bersumber dari tujuh mata air di Desa Olehsari. Air ini telah melalui prosesi khusus, dicampur dengan beragam jenis bunga yang sebelumnya telah didoakan.
Ketua Adat Desa Olehsari, Ansori, menjelaskan bahwa Lungsuran merupakan tahapan esensial sebagai pembersihan diri secara fisik dan spiritual bagi seluruh pelaku ritual.
Tradisi ini diyakini memiliki kemampuan untuk menghilangkan sengkolo, atau energi negatif yang berpotensi mengganggu.
"Lungsuran diyakini sebagai upaya untuk menjauhkan diri dari sengkolo atau energi negatif yang mungkin ada pada diri kita. Selain itu, melalui ritual ini, kita semua memanjatkan permohonan ridha kepada Tuhan Yang Maha Esa," ungkap Ansori.
Pelaksanaan ritual Lungsuran dilakukan dengan khidmat. Para sesepuh adat secara bergilir menyiramkan air suci, dimulai dari penari Seblang, diikuti oleh seluruh partisipan ritual lainnya.
Sebagai penutup dari keseluruhan rangkaian upacara,
dilaksanakan selamatan dengan menyajikan hidangan tradisional seperti pecel
pitik dan jenang abang.
Selamatan ini menjadi manifestasi rasa syukur dan
penghormatan atas kelancaran pelaksanaan seluruh tahapan upacara adat Seblang
Olehsari.
"Lungsuran bukan sekadar simbol pembersihan diri,
melainkan juga representasi upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan warisan
leluhur kami," tutup Ansori. (anj/man)