(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Upaya mengajak masyarakat untuk menjaga mata air, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Mentari (Menjaga Mata Air), di Kawasan hutan bambu Dam Londo, Kecamatan Licin, Selasa (22/3/2022).
Banyuwangi memiliki 348 sumber mata
air tersebar di Banyuwangi. Sumber mata air tersebut untuk memenuhi kebutuhan
air bersih penduduk Banyuwangi yang diperkirakan mencapai 257 juta liter air
per hari.
"Keberadaan air tanah
sangat dibutuhkan. Tidak hanya bagi manusia, tapi juga hewan dan tumbuhan.
Maka merawat sumber mata air menjadi keharusan agar keberlangsungannya terus
terjaga," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka Festival
Mentari.
Komitmen merawat sumber mata air di
Banyuwangi dilakukan melalui gerakan menanam pohon secara serentak di sekitar
sumber-sumber mata air. Kali ini, sekitar 2.500 pohon buah ditanam di sumber
mata air se-Banyuwangi. Seperti pohon alpukat dan jambu madu deli.
"Ini merupakan upaya
menyelamatkan ekosistem alam dari hulu hingga hilir. Lewat festival ini kita
mengajak masyarakat mulai merawat mata air. Mari mulai menanam pohon agar
sumber-sumber mata air kembali bermunculan,” kata Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Kampanye tanam pohon juga dapat
menambah pasokan oksigen dan mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah
longsor.
"Saya minta para camat dan
kepala desa untuk terus mendorong warganya menggalakkan menanam pohon. Terutama
mereka yang bermukim di sekitar sumber mata air, maupun yang dekat dengan lahan
kritis, misalnya tepi-tepi sungai,” kata Ipuk.
"Upayakan menanam pohon.
Selain dapat menjaga lingkungan, hasil buahnya juga bisa dikonsumsi oleh warga
sekitar,” imbuh Ipuk.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan, dipilihnya sumber mata air di Dam Londo
Desa Tamansari ini karena sumber air di sini dimanfaatkan warga untuk mengairi
lahan sawah warga sekitar. Tak kurang 15 hektar sawah di desa itu bergantung
dari Dam Londo ini.
(Foto: Humas/kab/bwi)
“Juga untuk mendukung Dam Londo
menjadi destinasi wisata. Karena dam ini peninggalan jaman Belanda yang sarat
dengan histori. Ini yang juga ingin kita angkat,” kata Yani, sapaan Dwi
Handayani.
“Tidak ada jalan lain kecuali
mempertahankan debit air agar tidak semakin berkurang. Selain dengan rajin
menanam pohon, kita juga harus menghemat penggunaan air,” imbuhnya.
Selain kampanye penanaman pohon secara serentak di berbagai sumber air, kegiatan ini diawali dengan sosialisasi lingkungan yang dilaksanakan secara virtual diikuti 200 peserta dari pelajar SD-SMA. Serta dirangkai penebaran benih ikan nila di areal Dam Londo. (Humas/kab/bwi)