(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Satu lagi inovasi pertanian dihasilkan dari tangan anak muda Banyuwangi. Mereka adalah Iskandar dan istrinya Lismawati membuat teknologi pupuk organik dari limbah kayu jati sebagai vitamin tanah dan tanaman.
Pasangan asal Desa/Kecamatan Siliragung, Banyuwangi tersebut, mendirikan laboratorium pertanian di lahan belakang rumahnya. Di ladang berukuran 20x20 meter mereka melakukan berbagai eksperimen untuk memperbaiki unsur hara tanah dan kualitas tanaman seperti jeruk, buah naga, semangka, dan lainnya.
"Ladang ini bisa disebut
sebagai laboratorium uji coba kami. Kami meneliti kualitas tanah dan tanaman
dengan memanfaatkan limbah dari pohon jati," kata Iskandar kepada Bupati
Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang berkunjung ke lahannya beberapa waktu lalu
dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).
Mereka membuat pupuk organik cair
yang dinamakan Hazzel, berbahan dasar cuka kayu (wood vinegar) dari limbah kayu
jati. Mereka juga membuat sendiri alat pengolahan berupa tabung dan pipa
berukuran besar menggunakan teknologi pirolisa dan destilasi dengan kandungan
senyawa organik fenol dan asam etanoat untuk menghasilkan cuka kayu yang
dijadikan pupuk.
Menurut Iskandar, sebenarnya dengan
alat ini bisa mengolah berbagai jenis kayu juga plastik, namun limbah kayu jati
memiliki kualitas cuka kayu yang lebih bagus.
"Terutama kualitas kayu jati
dari Banyuwangi, paling bagus dibandingkan daerah lainnya," kata Alumni
Fakultas Pertanian Universitas Samratulangi Manado itu.
Iskandar mengatakan tiap tiga bulan
dia membutuhkan 4 ton limbah kayu jati yang menghasilkan 6000 liter
pupuk. "Selama ini 6000 liter pupuk itu selalu habis untuk memenuhi
kebutuhan pupuk terutama di luar Jawa, seperti Papua, Sulawesi, dan lainnya.
Kami menjual secara online dan offline," kata Iskandar.
Sementara Liismawati menjelaskan
mereka memulai laboratorium pertaniannya tiga tahun lalu dengan meneliti sekam
kayu. Ternyata kayu yang paling bagus adalah kayu jati. Sejak itulah mereka
fokus pada limbah kayu jati.
Untuk mendapat limbah kayu jati,
menurut Liismawati telah ada pemasoknya sendiri. "Biasanya dikirim. Tapi
kami akui masih membutuhkan banyak pasokan limbah kayu jati," kata
perempuan yang akrab disapa Liis tersebut.
Liis menjelaskan fungsi dasar dari
cuka kayu pada dasarnya adalah pestisida dan isektisida. Dengan teknologi yang
digunakan saat ini produk hazzel yang mereka hasilkan bisa diaplikasikan tidak
hanya untuk pertanian saja.
Selain bisa dijadikan pupuk organik
cair, produk ini juga bisa digunakan untuk vitamin hewan, obat penyakit kulit
pada hewan, obat kesuburan hewan peliharaan, dan kecantikan.
Salah satu petani yang memanfaatkan
pupuk Hazzel adalah Yatiran. Petani buah naga itu mengatakan setelah
menggunakan produk ini buah naga yang dihasilkan lebih padat walau ukurannya
kecil.
"Meskipun ukurannya kecil tapi
lebih padat dibandingkan sebelumnya. Buahnya lebih glowing di dalam. Masa
panennya juga lebih pendek," katanya.
Sementara Bupati Ipuk mengaku
sangat mengapresiasi pasangan ini yang tekun berkutat di sektor pertanian. Di
tengah langkanya gairah anak muda di sektor pertanian, justru ada pasangan muda
yang melakukan terobosan.
"Ini sangat keren sekali. Bisa
menjadi contoh bagi anak muda lain untuk ikut memajukan pertanian daerah. Dan
mereka berhasil," kata Ipuk.
Terkait produknya, Ipuk mengatakan akan mendorong Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi untuk ikut memanfaatkan. (Humas/kab/bwi)