Persaingan Ketat Final Lomba Patrol 2021, Antara Kelompok Seniman MudaLomba Patrol 2021

Persaingan Ketat Final Lomba Patrol 2021, Antara Kelompok Seniman Muda

Kelompok Mbah Gandrung juara Lomba Patrol 2019. (Foto: dok/Mbah Gandrung)

KabarBanyuwangi.co.id -Malam ini berlangsung Final Lomba Patrrol 2021 di Ampi Teater Omprok Waroeng Kemarang, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Sabtu (8/5/2021).

Dari lima kelompok yang masuk final, tiga kelompok yang tampil malam ini yaitu, Kharisma Blambangan Cungking, Mbah Gandrung Singojuruh, Ki Ageng Joyo Karya Singotrunan.

“Sisanyanya dua kelompok yaitu Pengamen Jalanan Dinas Sosial dan Jajang Selaras Lateng, akan tampil Minggu (9/5/2021) besok di tempat yang sama. Mereka akan tampil maksimal dan akan membawakan hal-hal baru pada saat final," ujar Wowok Meriyanto, Owner Waroeng Kemarang sebagai penyelenggara acara.

Baca Juga :

Dari kelompok yang masuk final, memang ada group lama, namun ada dua Group lainya yang sejak awal penampilannya sudah membawa decak kagum. Mereka berhasil menawarkan konsep-kosep modern dalam mengeploitasi seni Partol, juga koreografinya sebagai seni pertunjukan.

Kelompok Mbah Gandrung Singojuruh, merupakan juara umum, Lomba Patrol tahun 2019 lalu. Kelompok anak-anak muda dan sarjana kesenian ini, lebih inovatif dalam penampilannya. Bahkan tahun ini, mereka tetap menyajikan hal-hal baru yang tidak terduga sebelumnya.

“Kami sejak diumumkan masuk final, frekwensi latihan terus ditingkatkan. Bahkan kami menerapkan karantina selama tiga hari, gar teman-teman lebih fokus pada konsep yang dibawakan dalam final. Kami akan menyuguhkan hal-hal baru sebagai dinamisasi konsep yang kami usung,” tegas Bagus Nurizal, koordinator Mbah Gandrung Singojuruh.

Tidak kalah semangatnya adalah Kelompok pendatang baru dalam Lomba Patrol tahun 2021 ini, yaitu Ki Ageng Joyo Karyo Singotrunan. Sebetulnya nama kelompok ini baru muncul tahun ini, namun personilnya sudah pernah berkiprah pada lomba patrol tahun 2019 lalu sebagai pemenang tata busana terbaik.


Keterangan Gambar : Kelompok Joyo Karyo yang didominasi anak-anak muda. (Foto: dok/Joyo Karyo)

“Kami sebetulnya metamorphose dari Kelompok Angklung Muda Joyo Karyo, sebuah group seniman muda yang mewarisi tradisi bermusik ala Kampung Sawahan. Namun secara administrative masuk Keluarahan Singotrunan, maka kami membawa nama Kelurahan,” ujar Nuno Sutejo.

Bagi seniman muda Ki Joyo Karyo, tampilnya di final ini merupakan pertaruhan nama besar Sawahan yang sejak dulu dikenal sebagai basis Kesenian Angklung. Genarasi tua Sawahan, menyambut penuh keberadaan ana-anak muda ini. Mereka selain melakukan pembinaan langsung, juga selalu melakukan evaluasi setelah tampil pada babak penyisihan lalu.

“Bahkan, para orang tua kami hingga mendatangkan koreografer ternama, saat mengetahui penampilan kami kurang maksimal di bloking panggung,” ucap Nuno.

“Kalau konsep bermusiknya, kami mewarisi tradisi bermusik seniman tempo dulu Sawahan yang sangat diperhitungkan di Banyuwangi,” pungkas Nuno yang juga anak kandung tokoh angklung Sawahan, Sutedjo Hadi almarhum. (sen)