Para petani bersama Cabup Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Petani menginginkan program dan
berbagai inovasi di sektor pertanian yang digulirkan semasa Ipuk Fiestiandani
menjabat sebagai Bupati Banyuwangi, untuk terus dilanjutkan.
Arif Afandi, petani asal Dusun Jalen, Desa Setail,
Kecamatan Genteng, menyebut program Pupuk Organik Cair (POC) yang digeber Ipuk
melalui Dinas Pertanian telah membantu petani di tengah berkurangnya kuota
pupuk bersubsidi untuk petani dari pemerintah pusat. Berkurangnya pupuk subsidi
tidak hanya terjadi di Banyuwangi, namun di seluruh Indonesia.
“Pupuk organik benar-benar membantu membuat tanah kami jadi
lebih subur, dan panennya juga makin bagus,” kata Arif saat bertemu Ipuk di
kawasan lahan pertaniannya, Kamis (31/10/2024).
Selama ini Ipuk menggelontorkan bantuan pupuk organik cair
pada kelompok tani di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Rata-rata tiap tahun
dianggarkan Rp 15 miliar.
Selain itu, Ipuk selalu mendorong agar petani menggunakan
sistem pertanian organik. Saat ini terdapat Rumah Layanan Pupuk
Alternatif (RUPA) di tiap kecamatan untuk mendorong kelompok tani
memproduksi pupuk organik sendiri.
Kini telah banyak kelompok tani yang memproduksi pupuk
organik sendiri, dengan memanfaatkan limbah organik yang ada di lingkungan
sekitar. Ada yang berhasil memproduksi pupuk Nitrogen Pospor Kalium (NPeK) cair
yang berasal dari limbah dapur, seperti kulit nanas, kulit kacang kedelai, dan
lainnya.
Ada pula yang membuat pupuk organik memanfaatkan kotoran
hewan ternak menjadi biogas dan slurry (pupuk organik cair). Dengan cara ini
limbah dari peternakan menjadi nol persen.
Bahkan tidak hanya menjadi pupuk organik, biogas
dimanfaatkan menjadi bahan bakar pengganti LPG untuk memasak dan kebutuhan
penerangan.
Banyuwangi juga menerapkan pertanian presisi, dengan
memberikan layanan uji tanah untuk pemupukan tepat dosis berbasis internet of
things (IoT) yang bisa dimanfaatkan oleh petani.
Layanan uji kualitas tanah tersebut menggunakan alat uji
tanah, Jinawi. Jinawi merupakan sistem pintar rekomendasi pemupukan berbasis
IoT. Dengan alat ini mampu melihat kualitas unsur hara makro di dalam tanah
secara cepat dan real time, seperti unsur Nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K),
serta pH tanah.
Program Ipuk di sektor pertanian yang juga sangat
bermanfaat, tambah Arif, adalah pembangunan Rubuha (rumah burung hantu) di
persawahan milik petani.
Rumah burung hantu ini membantu petani mengendalikan hama
tikus di sawah mereka. “Ditambah adanya Rubuha ini, hasil panen kami juga makin
bertambah, karena hama tikus bisa ditekan,” katanya.
Fahrurozi, petani lain menambahkan program bantuan bibit
juga sudah banyak diterima petani. "Program Bu Ipuk benar-benar kami
rasakan. Kami berharap semua program dapat dilanjutkan dan terus
ditingkatkan," kata Fahrurozi
Sementara Ipuk mengatakan sektor pertanian menjadi salah
satu program prioritasnya. Ia juga mengapresiasi para petani yang telah bekerja
keras hingga Banyuwangi mampu menjadi salah satu daerah lumbung pangan
nasional.
“Sektor pertanian adalah salah satu program prioritas kami.
Alhamdulillah, berkat kerja keras para petani, Banyuwangi setiap tahun selalu
surplus hasil pertanian,” tutur Ipuk.
Ipuk berkomitmen untuk terus mendukung program-program
pro-petani agar kesejahteraan mereka semakin meningkat.
“Ke depan, program-program yang mendukung petani akan terus
kami galakkan. Kami ingin para petani di Banyuwangi mendapatkan dukungan penuh
agar hasil panen lebih baik dan kesejahteraan meningkat,” tegas Ipuk. (red)