Petani Durian di Banyuwangi Siap Panen Manfaat Program Makmur Pupuk IndonesiaPT Pupuk Indonesia

Petani Durian di Banyuwangi Siap Panen Manfaat Program Makmur Pupuk Indonesia

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi memaparkan manfaat dari Program Makmur kepada kelompok tani durian di Desa Songgon, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Petani durian Desa/Kecamatan Songgon, Banyuwangi bersiap-siap untuk merasakan merasakan manfaat besar dari Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero).

Para petani durian yang tergabung dalam kelompok tani Nogo Dino tertarik untuk bergabung dengan program inovatif yang dikembangkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada tahun 2021.

Hal itu disampaikan para petani saat berdialog langsung dengan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi pada Jumat (8/9/2023) kemarin.

Baca Juga :

Rahmad mengatakan, Program Makmur dapat menghubungkan petani dengan ekosistem pertanian yang lengkap dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan pendapatan pertanian.

“Melalui program Makmur ini kita Pupuk Indonesia memberikan kepastian pupuk khususnya non subsidi, kemudahan bagi petani mengakses pembiayaan, jaminan asuransi, hingga pendampingan pertanian dari agronomis, yang terpenting petani akan mendapatkan kemudahan akses ke pasar,” ungkap Rahmad.

Program ini memberikan kesempatan bagi petani untuk terlibat dalam ekosistem  pertanian yang mencakup project leader, lembaga keuangan seperti perbankan, teknologi pertanian, asuransi, agro input, pemerintah daerah (pemda), dan offtaker.

Salah satu petani durian, Feri, berbagi pandangan positifnya tentang program tersebut. Menurutnya, program yang memiliki makna 'Mari Kita Majukan Usaha Rakyat' ini bisa dimanfaatkan oleh para petani muda dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan pertanian.

“Saya tertarik dengan program Makmur karena banyak manfaat yang bisa kami rasakan. Salah satunya kepastian pupuk sehingga petani itu bisa makmur dan sejahtera,” kata Feri.

Ketua Kelompok Tani Nogo Dino, Winarno menyebut program Makmur menjadi solusi bagi petani untuk mendapatkan pupuk. Mengingat, durian saat ini tak lagi menjadi komoditi yang mendapat alokasi subsidi pupuk.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, Pemerintah hanya menetapkan sembilan komoditi yang berhak menerima subsidi pupuk, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat.

Winarno mengaku produktivitas duriannya meningkat secara kualitas usai memakai pupuk jenis NPK yaitu Phonska Plus, produk dari PT Petrokimia Gresik yang merupakan anak Perusahaan Pupuk Indonesia.

“Pohon durian sejatinya pasti berbuah tapi belum maksimal karena tidak diberi pupuk. Sebelum menggunakan pupuk, kualitas buah saat panen ada yang manis ada yang pahit. Melalui program Makmur, saya ingin pendampingan untuk memaksimalkan produktivitas dan kualitas,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Rahmad mengajak petani durian di Desa Songgon untuk bergabung dengan program Makmur. Pupuk Indonesia akan melakukan demonstration plot (demplot) komoditi durian, dengan tujuan untuk membuktikan peningkatan kualitas buah, produktivitas, dan pendapatan pertanian.

“Jika program Makmur bermanfaat untuk bapak-bapak, maka saya ajak untuk bergabung, tidak ada biaya untuk bergabung. Apalagi program ini menggunakan pupuk nonsubsidi, sehingga tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi, karena program Makmur tujuannya membuat Indonesia menjadi makmur, sehingga bisa Makmur Bersama Indonesia,” kata Rahmad.

Program Makmur telah diimplementasikan di atas lahan seluas 6.341 hektare (ha) di beberapa wilayah di Kabupaten Banyuwangi, dengan project leader PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kalimantan Timur.

Contohnya, petani padi di proyek Banyuwangi Sumber Hidup. Produktivitas mereka naik menjadi 7,3 ton per hektare dari sebelumnya hanya 5,4 ton per hektare. (red)