Belum Final, Anggaran Pilkada Banyuwangi 2024 Dirasionalisasi KPUKPU Banyuwangi

Belum Final, Anggaran Pilkada Banyuwangi 2024 Dirasionalisasi KPU

Kirab Pemilu di Banyuwangi. (Foto: Fattahur/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id - Besaran anggaran untuk kebutuhan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi pada November 2024, hingga kini masih belum final.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi mengajukan anggaran sebesar Rp 113 miliar. Besaran anggaran yang diusulkan itu sudah disampaikan ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemkab Banyuwangi.

"Usulan yang kami sampaikan itu awalnya Rp 113 miliar. Kita belum ketemu lagi dengan TAPD, terakhir ketemu kita harus merasionalisasi anggaran yang kita ajukan," kata Ketua KPU Banyuwangi, Dwi Anggraini Rachman, Jumat (8/9/2023).

Baca Juga :

Menurutnya, salah satu alasan pemkab meminta KPU Banyuwangi melakukan rasionalisasi dikarenakan Pemkab Banyuwangi banyak pengeluaran anggaran terutama untuk honor tenaga PPPK.

Setelah dilakukan rasionalisasi, anggaran yang akan diajukan berkisar Rp 90 miliar. KPU terpaksa memangkas anggaran untuk pengadaan alat pelindung diri (APD).

Ketua KPU Banyuwangi, Dwi Anggraini Rachman. (Foto: Fattahur/Dok)

Dia menyebut, alokasi anggaran untuk APD ini paling rasional untuk dikurangi karena saat ini Covid-19 sudah terkendali. “Paling masuk akal kita mengurangi anggaran APD. Karena APD mungkin tidak digunakan,” ujarnya.

Kalau mengacu aturan yang ada di KPU, dalam proses pembuatan Rencana Snggaran Belanja (RAB) Pilkada tetap harus menganggarkan APD. Tapi karena pengajuan anggaran yang awal tidak disetujui, maka yang paling logis dikurangi adalah anggaran APD.

“Kami tidak akan menggangu pelaksanakan tahapan, kalau kita megurangi anggaran yang lain pasti akan menggangu tahapan,” tegasnya.

Dari anggaran yang diajukan tersebut, kata Dwi, pengeluaran terbanyak untuk honor tenagah Ad Hoc dan logistik.

Dia berharap, anggaran Pilkada ini segera disetujui agar proses penyerahan dana hibah itu bisa segera dilakukan. Karena beberapa KPU daerah lain sudah ada yang menandatangani berita acara kesepakatan dengan Pemkab masing-masing.

“NPHD (naskah perjanjian hibah daerah) sekitar bulan Oktober atau November,” sambungnya.

Pesta demokrasi di tahun 2024 akan menjadi gelaran yang begitu padat. Karena masyarakat akan melakukan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) beserta Pemilihan (Pilkada).

Komisioner Divisi sosialisasi pendidikan pemilih dan pertisipasi masyarakat (sosdiklih parmas) KPU Provinsi Jatim, Gogot Cahyo Baskoro. (Foto: Fattahur/Dok)

Total ada puluhan kabupaten di Jawa Timur yang akan melaksanakan Pilkada, salah satunya Banyuwangi.

"Di Jatim ada 38 daerah yang mengadakannya," kata Komisioner Divisi sosialisasi pendidikan pemilih dan pertisipasi masyarakat (sosdiklih parmas) KPU Provinsi Jatim, Gogot Cahyo Baskoro usai Kirab Pemilu di Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Dia menyebut tahapan Pemilu serentak dan Pilkada yang berhimpitan itu tentu menjadi tantangan bagi penyelenggara.

Kendati demikian KPU optimis sudah lebih siap menyongsong agenda Pileg, Pilpres pun juga Pilkada. "Kita optimis bisa melaksanakannya karena kita punya pengalaman mengadakan Pemilu serentak di tahun 2019 lalu," kata dia.

Pada Pemilu serentak sebelumnya tingkat partisipasi masyarakat di Jawa Timur jauh melebihi target nasional. Dari target 77,5 persen, tingkat partisipasi masyarakat di Jatim mencapai 83 persen. "Dari target itu kita optimis. Kita tingkatkan atau paling tidak kita pertahankan," ujarnya. (fat)