Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi AKP Iwan Hari Poerwanto. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Setelah menerima laporan puluhan Emak-emak yang mengaku menjadi korban investasi diduga bodong, polisi langsung bergerak cepat mengamankan seorang perempuan berinisial AS, owner investasi, Selasa (14/12/2021) kemarin.
"Kami mengamankan satu orang berinisial AS, yang diduga pelaku penipuan setelah yang bersangkutan diamankan oleh Polsek Wonokromo di wilayah Kota Besar Surabaya," jelas Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi AKP Iwan Hari Poerwanto, Rabu (15/12/2021).
Yang bersangkutan, kata Iwan, masih menjalani pemeriksaan
di Mapolresta Banyuwangi. "Yang bersangkutan masih kita mintai keterangan
sebagai saksi," terangnya.
Sementara berdasarkan laporan yang diterimanya, kata Iwan,
salah satu korban mengalami kerugian Rp. 200 juta lebih.
"Untuk sementara kasus ini masih kita telusuri lagi.
Apabila nanti ada korban-korban lain, silakan melapor ke Mapolresta
Banyuwangi," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan Emak-emak mendatangi Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Banyuwangi, Selasa (14/12/2021)
sore. Mereka mengadu ke polisi karena merasa tertipu investasi diduga bodong
yang dilakukan perempuan berinisial AS, owner.
Sejumlah ibu-ibu usai melapor dugaan penipuan
di Mapolresta Banyuwangi. (Foto: Fattahur/Dok)
Seorang ibu berinisial D (27) warga Banyuwangi mengatakan,
awalnya ia mendapat ajakan AS untuk menginvestasikan dananya. Ia mengaku
tertarik sebab owner menjanjikan kelipatan uang yang cukup menggiurkan dan bisa
diperoleh dalam hitungan minggu.
"Awalnya baik-baik aja. Dari mulai saya ikut pada
bulan Juni lalu, semuanya berjalan lancar. Saya juga tak menaruh curiga
kepadanya," terangnya usai melapor.
Namun, pada Minggu (7/11/2021), AS menghilang bak ditelan
bumi. Diperkirakan uang milik peserta investasi dengan total Rp. 10 miliar
dibawa kabur oleh AS.
"Kami sudah berusaha menghubungi yang bersangkutan, namun
tak berhasil. Nomor teleponnya nggak aktif, bahkan media sosialnya pun sudah
tidak ada sejak tanggal 7 November kemarin," bebernya.
Menurut D, semua member atau peserta investasi tergabung
dalam grup WhatApp (WA) investasi bernama "ABG". Didalamya terdapat
90 anggota.
"Banyak tetangga dan saudaranya owner yang juga ikut
investasi. Bahkan member dari luar kota juga ada, dari Surabaya, Jember, dan
Bali. Total kerugian kurang lebihÂ
mencapai sekitar Rp 10 milyar. Kalau saya pribadi kerugian mencapai Rp
288 juta," akunya. (fat)