(Foto: Humas/kab/bwi)
KabaBanyuwangi.co.id - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus menghadirkan inovasi dalam berbagai bidang. Diantaranya adalah dengan menerapkan Laboratory Information Management System (LIMS) yang diterapkan dalam inovasi bertajuk SIMPLING (Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Laboratorium Lingkungan).
Hal tersebut menjadi perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sehingga Banyuwangi dijadikan percontohan sekaligus ditunjuk menjadi tuan rumah rapat koordinasi pengelola Laboratorium Lingkungan se Indonesia yang digelar secara hybrid, Selasa (14/12/2021).
“Inilah alasan kami memilih
Banyuwangi. Kita undang para pengelola UPT laboratorium lingkungan se Jatim ke
sini secara langsung serta para UPT lainnya lewat daring, supaya mereka bisa
melihat langsung praktik baik yang dilakukan Banyuwangi,” kata Plt. Kepala
Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup (PSIKLH)-KLHK, Eva
Betty Sinaga saat membuka rakor tersebut.
Dengan penerapan LIMS tersebut,
lanjut Eva, akan memberikan kemudahan bagi pelanggan laboratorium dalam
memperoleh hasil pengujian serta menjamin kerahasiaannya. "Standar LIMS
ini, masih belum banyak digunakan di Indonesia. Di Jawa Timur sendiri, masih
Banyuwangi yang punya," ujarnya.
Selain itu, imbuh Eva, Banyuwangi
juga dinilai memiliki komitmen yang sangat kuat dalam mendorong pengembangan
kapasitas laboratorium lingkungan di daerahnya. Diantaranya menerapkan metode
pengujian sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah terakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN)
"Jadi tidak heran jika UPT
laboratorium lingkungan daerah di Banyuwangi ini menjadi salah satu yang
terbaik di Jawa Timur," ungkap Eva.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani yang turut menyapa para peserta rakor, sangat mengapresiasi
kegiatan tersebut. Ipuk juga berterima kasih karena pemerintah pusat telah
memilih Banyuwangi sebagai lokasi Rakor Peningkatan Kapasitas Laboratorium
Lingkungan ini.
“Terima kasih telah memilih
Banyuwangi sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini. Bagi kami, ini merupakan
kehormatan sekaligus dukungan untuk mendorong perekonomian Banyuwangi,” kata
Ipuk.
Ipuk berharap, kegiatan ini bisa
memperkuat sinergi antar daerah, khususnya terkait penanganan isu lingkungan
hidup. “Dalam proses pembangunan, terkadang kemajuan daerah beriringan dengan
masalah polusi, sampah, dan limbah. Ini yang harus kita upayakan dan bahas
bersama bagaimana hal itu bisa tetap terkendali,” kata Ipuk.
Di Banyuwangi, kata Ipuk, berbagai
upaya untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian lingkungan terus dilakukan.
Diantaranya, menggelar berbagai festival bertema lingkungan. Seperti, festival
Jeding Rijig (toilet bersih), Kali (sungai) Bersih, Sedekah Oksigen, hingga
peragaan busana dari bahan bekas.
“Kami juga membuat kebijakan daerah
yang membatasi penggunaan lahan di wilayah-wilayah tertentu. Misalnya, di
sekitar bandara kita jadikan lahan abadi. Kami tidak akan pernah mengeluarkan
ijin mendirikan bangunan (IMB) di lahan tersebut. Ini cara kami menjaga
kelestarian dan keindahan alam Banyuwangi,” pungkas Ipuk.
Rakor bertujuan untuk mendorong
percepatan akreditasi dan registrasi laboratorium lingkungan pada
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota se Indonesia. Diikuti secara luring
maupun daring oleh Kepala UPT laboratorium lingkungan daerah, kepala Dinas
Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan unsur
lainnya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Eva Betty
Sinaga, dari kegiatan ini para pemangku kepentingan bisa saling sharing
pengalaman untuk pengembangan laboratorium lingkungan yang dikelola. “Data
kualitas lingkungan yang valid sangat dibutuhkan dalam upaya penanganan masalah
lingkungan. Maka, peningkatan kapasitas laboratorium lingkungan tidak bisa
diabaikan lagi,” kata Eva.
Lewat kegiatan tersebut, lanjut Eva, diharapkan ke depan, semakin banyak lagi laboratorium lingkungan yang statusnya bisa ditingkatkan. Dari semula berstatus Operasional menjadi Terakreditasi, atau dari Terakreditasi menjadi Teregistrasi. “Akreditasi ini menunjukkan bahwa laboratorium semakin kredibel dalam menyediakan data yang valid dan reliable. Ini yang terus kita dorong,” pungkas Eva. (Humas/kab/bwi)