Suasana adu keterampilan Mixology & V60 Battle di Wajik Sky Bar. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Luminor Hotel Banyuwangi gelar ajang adu keterampilan meracik kopi bertajuk Luminor Barista Competition (Lubarco) di Wajik Sky Bar lantai lima, Selasa (30/11/21).
Digelar mulai pukul 09:00 sampai 20:00 WIB, ajang tersebut diikuti oleh 33 penyaji kopi profesional atau barista dari Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, hingga Jember.
Ardy Sutawan, Food & Bavarage (F&B) Manager Luminor
Hotel Banyuwangi mengatakan, digelarnya ajang ini bertujuan untuk memajukan
dunia F&B, khususnya barista di Kabupaten Banyuwangi.
“Mungkin selama ini Banyuwangi agak tertinggal. Padahal di
Jawa Timur, Banyuwangi termasuk kabupaten yang berkembang paling pesat. Tentu
harus diimbangi dengan pariwisata maupun F&B nya juga,” jelas Ardy.
Ia menambah, selain sebagai api pemicu para barista setelah
diterpa pandemi, Lubarco ini merupakan ajang kompetisi barista yang berskala
besar pertama di Kabupaten Banyuwangi.
“Harapannya, ini menjadi angin segar bagi para pelaku
F&B untuk dapat mempersembahkan karya maupun event yang lebih menarik. Ke
depannya kami akan segera menggelar Lubarco berskala nasional dan event-event
F&B yang lain,” harapnya
Peserta diwajibkan dapat mepresentasi hasil
sajiannya dengan baik. (Foto: Istimewa)
Sebagai informasi, Lubarco memiliki dua kategori yang
diperlombakan, yakni Mixology & V60 Battle. Dari kategori Mixology Battle,
diraih oleh Firman Adi Prasetyo sebagai juara 1, Bactiar Rahmat juara 2, dan
Moh. Miftahul Choiru juara 3. Sedangkan untuk kategori V60 Battle, Dinda
Carmedita juara 1, Fajar Galusa Nilatama juara 2, dan M. Andi Lazuardi juara 3.
Peraih juara 1 di kategori Mixology Battle, Firman Adi
Prasetyo mengatakan, saat berkompetisi dirinya menyajikan racikan menu bernama
Sunrise Cengkir Gading yang diambil dari nama-nama sandangan Banyuwangi.
Cengkir diartikan sebagai kenceng ing pikir (kuat dalam
fikiran), dengan harapan membuat penikmatnya enjoy, rilex, percaya diri dan
bisa lepas fikirannya. “Sangat bagus sekali, ajang seperti ini bisa menyediakan
peluang bagi kita,” sanjungnya.
I Putu Agus Rosia Adi Pratama, salah satu juri dalam
Mixology Battle mengungkapkan, meski dari segi preparation dan mental peserta
dirasa sedikit kurang, mereka sangat antusias mengikuti kompetisi.
Salah satu peserta meracik minuman kategori
Mixology. (Foto: Istimewa)
Sebagai juri yang mengkoreksi peserta, dirinya menegaskan
bahwa kompetisi merupakan momen yang tepat bagi barista itu sendiri untuk
menilai potensi dan kekurangannya.
“Dalam mixology, tentu kami menilai kreatifas, konsep, dan
knowledge dari para peserta. Ketika mereka memiliki knowledge serta banyak
pengalaman, tentu dapat memunculkan ide atau inovasi karya yang baru,” jelas Agus
yang merupakan Asisstant General Manager Banyuwangi International Yatch Club
itu.
Sementara itu, M. Emir Yusuf, salah seorang barista ternama
di Banyuwangi yang didapuk menjadi juri dalam V60 Battle ini menjelaskan,
perkembangan zaman dengan teknik-teknik baru untuk menciptakan kualitas rasa
kopi yang baik sudah mulai berkembang di Banyuwangi.
Menariknya, antusias peserta dalam ajang ini sangat bagus
dan responsif, bahkan diikuti oleh barista dari luar kota. “V60 Battle itu
merupakan ajang perkenalan diri bagi barista untuk dapat show off dalam
menunjukkan skill menyeduh kopi. Kegiatan ini tentu juga menjadi momen bagi
para barista untuk bersilaturahmi, terutama di Banyuwangi,” jelasnya.
Para peraih juara Mixology Battle dan peserta
lain didampingi juri dan jajaran Luminor Hotel Banyuwangi. (Foto: Firman)
Masih kata Emir, dari segi penilaian juri pada V60 Battle
ini sangat bervariasi. Mulai dari segi kualitas rasa yang dihasilkan dari
sample kopi untuk menghasilkan karakter rasa yang jelas dan enak dinikmati,
hingga dapat menyajikan kopi balance dan dapat dinikmati acids nya.
“Di babak semi-final, kami beri tantangan peserta untuk
dapat mengeluarkan rasa spicy dari kopi yang biasanya dihindari barista. Dan di
babak final, kami lebih mengutamakan menilai skill, knowledge tentang kopi
serta penyeduhan kopi dan bagaimana cara mereka menjelaskan produk maupun penyeduhan
mereka,” bebernya.
Emir yang merupakan pemilik Gesha Coffee Roastery
menambahkan, dari beberapa tahun kemarin perkembangan dunia kopi di Banyuwangi
berkembang sangat bagus dan cepat. Sehingga, banyak bermunculan barista-barista
baru yang kemampuannya tidak bisa diremehkan.
“Dengan adanya Lubarco ini saya berharap dapat menjadi ajang berkelanjutan. Sehingga dapat menjadi wadah para barista, khususnya di Banyuwangi. Saya sangat mendukung, semoga akan ada Lubarco yang ke depannya dikembangkan di jenis kategori peralatan yang lain,” pesannya. (man)