Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kunjungi rumah produksi Batu Indah Art di Desa Genteng Wetan, Genteng. (Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Di Desa Genteng Wetan, Kecamatan
Genteng, Banyuwangi, terdapat rumah produksi pembuatan furniture "Batu
Indah Art" dengan bahan dasar dari daur ulang limbah plastik. Rumah
produksi tersebut memproduksi berbagai furniture mulai dari pot, meja, kursi,
dan lainnya dengan kualitas ekspor.
"Ini sangat kreatif. Selain memiliki nilai ekonomi,
juga turut menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Desainnya
bagus. Selain itu ringan dan kuat," kata Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani, saat mengunjungi rumah produksi tersebut di sela menjalani
program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di desa setempat, Selasa
(3/8/2024).
Produk furnitur milik Muhammad Soleh tersebut telah
beberapa kali dikirim ke luar negeri, seperti Australia dan beberapa negara di
Eropa.
Ipuk sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Soleh, karena
sejalan dengan program Banyuwangi yang berupaya mengurangi sampah plastik.
"Banyuwangi juga telah menggulirkan berbagai program untuk mengurangi
sampah plastik," kata Ipuk.
"Apa yang dilakukan Mas Soleh ini bisa menjadi
inspirasi bagi dunia usaha, untuk turut menjaga dan melestarikan
lingkungan," tambah Ipuk.
Sementara Soleh menceritakan, mengawali usaha furniture
sejak 2004 saat masih merantau di Bali.
"Sebelumnya saya bekerja di industri furnitur teraso
sambil belajar. Setelah punya ilmunya, saya coba membuka usaha kecil-kecilan di
Bali. Saya juga tetap bekerja di tempat lain sambil mengumpulkan modal,"
kata dia.
Sejak tahun 2020, Soleh mulai memindahkan rumah produksinya
di Banyuwangi, tepatnya Desa Genteng Wetan yang merupakan tanah kelahirannya.
Sementara outlet penjualan yang utama tetap di Bali.
Awalnya, Soleh hanya memproduksi pot dan bathtub dari
teraso. Kemudian terpikir untuk mulai memanfaatkan limbah botol plastik
pengganti bahan teraso. Lalu dia mulai mencoba memanfaatkan plastik untuk
membuat rak, pot, set meja kursi.
Selain memasok wilayah Bali, produk Soleh juga diminati
pasar luar negeri. Seperti Australia dan beberapa negara di Eropa.
"Kalau produk dari daur ulang limbah plastik memang
masih sekitar satu tahunan. Tapi mendapat respon yang baik dari konsumen.
Alhamdulillah sampai saat ini produk kami masih diminati pasar. Penjualan juga
terus meningkat," urainya.
"Awalnya hanya punya satu orang pekerja, saat ini saya
dibantu 20 orang pekerja untuk mengejar produksi," imbuhnya.
Dari usahanya tersebut, Soleh mengaku bisa mendapat omset
hingga puluhan juta per bulan. (humas/kab/bwi)