(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Hasil gotong royong semua elemen di
Banyuwangi telah mengantarkan kabupaten ini masuk ke PPKM Level 2 sejak
September lalu. Sektor pariwisata pun diperbolehkan pemerintah pusat untuk
dibuka secara bertahap dan terbatas.
Kini, berbagai sektor penunjang pariwisata pun mulai
menggeliat. Kegiatan meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE)
mulai banyak digeber di kabupaten ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Seperti akhir pekan lalu, di mana sejumlah aktivitas
digelar di Banyuwangi. Di antaranya agenda Pemprov Jatim yang menyelenggarakan
puncak peringatan Hari Aksara Internasional di Banyuwangi, diikuti perwakilan
dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. Dinas Pendidikan se-Jatim menggelar pameran
produk inovasinya di salah satu hotel di Banyuwangi.
Ada pula acara pemberian penghargaan dari Kementerian
Keuangan ke sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Sebanyak 38 bupati/wali kota
se-Jatim pun berkumpul di Banyuwangi, dipimpin langsung oleh Gubernur Khofifah
Indar Parawansa.
Selain itu, ada sejumlah agenda lainnya dari kementerian
yang menggelar acaranya di Banyuwangi.
Maraknya kegiatan tersebut mendorong aktivitas ekonomi
mulai tumbuh. Hunian hotel terus meningkat, bahkan sebagian terisi penuh alias
100 persen. Jasa transportasi juga banyak dipesan wisatawan serta tamu dari
luar kota. Demikian pula usaha kuliner dan oleh-oleh banyak diserbu.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Banyuwangi,
Dede Abdul Ghany, menyambut gembira mulai menggeliatnya sektor pariwisata,
termasuk MICE.
“Dengan mulai dibukanya sektor pariwisata, ini mendorong wisata MICE di Banyuwangi mulai pulih. Tentu ini kabar baik bagi kita semua, ada pergerakan ekonomi yang cukup signifikan,” ujar Dede.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dede menambahkan, mulai bergeliatnya sektor MICE di
Banyuwangi telah menggerakkan berbagai sektor turunan, seperti jasa
transportasi, kuliner, oleh-oleh, dan sebagainya.
“Dari teman-teman pengusaha muda juga banyak menerima
manfaatnya, seperti yang membuka usaha kuliner, jasa transportasi, homestay,
dan sebagainya,” ujar Dede.
Dede berharap pemulihan ekonomi bisa terus berlanjut.
Kuncinya ada pada penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi yang terus
dimasifkan. “Vaksinasi yang sekarang terus digencarkan oleh Pemkab Banyuwangi,
TNI, Polri, dan berbagai elemen lain harus terus kita dukung karena itu akan
menjadi salah satu kunci pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Dede juga mengunjungi kegiatan MICE yang digelar Pemprov
Jatim di Banyuwangi, di mana banyak UMKM ikut dilibatkan. “Ini tentu juga
mendorong aktivitas transaksi UMKM,” ujarnya.
Sementara itu, data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Banyuwangi menyebutkan, kunjungan ke Banyuwangi terus meningkat sejak destinasi
dibuka pada pertengahan September 2021.
"Hingga Oktober, ada 30 ribu lebih orang yang menginap
di hotel-hotel Banyuwangi. Khusus pekan ini, dalam pantauan kami yang menginap
di hotel berbintang rata-rata di atas 90 persen lebih. Homestay juga
ramai," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda.
Rahmad, pelaku usaha transportasi, menyambut gembira mulai
pulihnya pariwisata Banyuwangi. Sepanjang pekan lalu, Rahmad melayani salah
satu BUMN dan pemerintah kota di Jatim untuk berkeliling di Banyuwangi.
“Saya mengantar naik ke Kawah Ijen, juga ke beberapa lokasi
di Banyuwangi, termasuk kulineran. Saya melayani BUMN dan salah satu wali kota.
Ada salah satu teman merekomendasikan jasa transportasi kami, sehingga protokol
dari salah satu kota di Jatim mengontak saya,” tuturnya. (Humas/kab/bwi)