(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Setelah sempat terdampak pandemi Covid-19, UMKM di desa-desa Banyuwangi terus bangkit. Perlahan mereka menemukan kembali ritme usaha mereka.
Seperti UMKM pembuat alat musik karimba, di Dusun Bolot, Desa Aliyan, Kecamatan Rgojampi. Tiap bulan, karimba buatan UMKM milik Supriyanto ini ekspor ke berbagai negara terutama Jamaika.
Selain negara asal karimba,
Jamaika, juga melayani negara-negara lainnya seperti Brazil, Korea, Perancis,
dan lainnya.
"Alhamdulilah sekarang sudah
banyak pesanan. Baru saja saya kirim 100 ribu karimba ke Jamaika," kata
Supriyanto, saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, di
sela Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), di Desa Aliyan, Rabu (20/4/2022).
Sebelum pandemi, Supriyanto bisa mengirim 200 ribu karimba ke luar negeri. Meski kini jumlahnya menurun, yang terpenting sudah kembali rutin ekspor ke luar negeri. Selain itu, produk buatannya juga kembali banyak dipesan toko-toko di Bali.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Usaha membuat karimba dirintis
Supriyanto mulai tahun 2006, dengan bahan baku limbah batok kelapa, beberapa
kayu dan jeruji sepeda. Selain itu, Supriyanto juga merambah ke alat musik
lainnya seperti boxdrum dan julidu.
Kini terdapat 8 pekerja yang
merupakan pemuda sekitar di bengkel pembuatan alat musik mulik
Supriyanto.
Selain Supriyanto, UMKM lainnya
yang mulai bangkit yakni bordir sarung dan mukena milik H. Usman, yang
lokasinya tak jauh dari bengkel milik Supriyanto.
Kini usaha keluarga itu mulai
kembali bangkit. Bordiran sarung dan mukena, telah dipasarkan di berbagai
daerah seperti Malang, Balikpapan, juga ekspor ke Malaysia. Mekski baru tiga
tahun dirintis, dan sempat terdampak pandemi Covid-19, kini bordir sarung dan
mukena ini kian banyak menerima pesanan.
"Karena ini bisnis keluarga,
kami biasanya kirim ke Malang tempat saudara saya. Dari situlah mulai disebar,
dan hingga ekspor ke Malaysia," kata Usman.
Bupati Ipuk bangga dan
mengapresiasi semangat dan usaha pantang menyerah pada para pelaku UMKM.
"Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Itulah yang membuat dalam program
Bunga Desa, Bupati Ipuk mengusung spirit baru, Banyuwangi Rebound, sebuah
gerakan multisektor untuk membawa Banyuwangi bangkit dari dampak pandemi.
"Kami kembali gerakkan program Bunga Desa ini untuk menularkan spirit Banyuwangi Rebound sampai ke desa-desa. Kami ingin mengajak semua bergerak bersama," ungkap Ipuk.
Spirit Banyuwangi Rebound terdiri
dari tiga pilar. Mulai dari penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, sampai
merajut harmoni. Tiga hal inilah yang mewarnai serangkaian agenda Bunga Desa.
"UMKM menjadi bagian penting
dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mensupport dengan berbagai kebijakan
agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas,
gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya,"
terang Ipuk. (Humas/kab/bwi)