Seorang Kakek di Srono Tewas Diduga Tersengat Listrik Mesin KetamPolsek Srono

Seorang Kakek di Srono Tewas Diduga Tersengat Listrik Mesin Ketam

Jenazah kakek B (62), warga Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, disemayamkan di rumah duka. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Kejadian nahas menimpa seorang kakek berinisial B (62), warga Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Korban tewas diduga akibat tersengat listrik dari kabel mesin ketam atau mesin penyerut kayu yang digunakannya untuk memperbaiki rangka kayu di dalam rumahnya, Senin (9/5/2022) kemarin.

Kapolsek Srono, AKP Junaidi membenarkan kejadian tersebut. "Benar, kejadiannya kemarin siang sekitar pukul 13:00 WIB," ujar Junaidi, Selasa (10/5/2022).

Menurut keterangan sejumlah warga, kata Junaidi, semula korban memperbaiki rangka kayu menggunakan mesin ketam. Suara mesin ketam terdengar jelas oleh warga. Namun beberapa saat kemudian suara mesin ketam mendadak mati.

Baca Juga :

Tak lama setelahnya, warga dikejutkan dengan teriakan suara anak kecil minta tolong. Warga sontak mencari sumber suara hingga berhasil menemukan sumber suara yang berasal dari rumah korban.

"Disana warga mendapati korban sudah tergeletak di tanah. Dan mematikan meteran listrik di rumah korban," kata Junaidi.

Warga lainnya, lanjut Junaidi, langsung menghubungi anak korban. Setelah anaknya datang, warga memeriksa korban. Ternyata sang kakek sudah tak bernafas.

"Korban tergeletak di tanah dalam kondisi sudah tak bernyawa. Warga selanjutnya mengevakuasi korban ke dalam rumah," ujarnya.

Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan kepolisian, diduga kuat korban tewas tersengat listrik dari kabel mesin ketam. Karena kondisi mesin ketam sudah tidak layak pakai.

"Kabel pada mesin itu sudah banyak yang berlubang dan hanya dibalut oleh selotip. Saklar di mesin tersebut juga sudah rusak, sehingga hal itu yang diduga memicu sengatan listrik pada tubuh korban," ucapnya.

Atas kejadian tersebut, keluarganya menerima kematian korban sebagai musibah. "Keluarganya juga sudah membuat surat pernyataan menolak dilakukan otopsi dan menerima meninggalnya korban," pungkas Junaidi. (fat)