(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Menangkal radikalisme dan
terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggelar dialog
kebangsaan di Banyuwangi, Kamis (20/1/2022). Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo, Kepala BNPT Komjen
(Pol) Boy Rafli Amar, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, membahas
upaya-upaya pencegahan paham radikalisme.
Tjahyo mengatakan paham radikalisme tidak bisa dihadapi
secara parsial, namun harus dilakukan dengan bergotong royong, kerja
barwng banyak pihak.
“Ada empat tantangan bagi bangsa Indonesia saat ini. Salah
satunya adalah radikalisme dan terorisme. Tantangan ini, harus kita tuntaskan.
Tentunya, kita semua harus bergotong royong bersama untuk menuntaskan tantangan
ini,” ungkap Tjahjo Kumolo.
Gotong royong tersebut, imbuh Tjahjo, bukan semata menjadi
tugas satu instansi tertentu. Tapi, juga harus melibatkan semua pihak. Ia
mencontohkan peran kementeriannya dalam turut menangkal peran
radikalisme.
“Kami memberikan sanksi tegas kepada ASN yang memiliki
pandangan radikal dengan dinon-jobkan. Bahkan, bisa dipecat saat terlibat dalam
aksi terorisme,” terangnya.
Keterlibatan semua pihak tersebut, diamini oleh Kepala BNPT
Komjen (Pol) Boy Rafli Amar. Saat ini, pihaknya terus melibatkan semua pihak
untuk bersama-sama menyampaikan kontra-narasi terhadap propaganda kalangan
radikalisme.
“Dalam analisis pentahelix yang kami lakukan, kami ingin
melibatkan semua pihak untuk turut terlibat melawan radikalisme dan terorisme
ini. Semakin banyak yang terlibat, akan semakin memperkuat ketahanan bangsa ini
terhadap ideologi,” ungkap Boy Rafli Amar.
Untuk keterlibatan publik tersebut, lanjut Boy, juga kini
menggalakkan pendirian Warung NKRI. “Selain dengan mengajak para tokoh, kita
juga menggagas Warung NKRI. Ini menjadi upaya kami, dalam memberikan pelayanan
publik kepada masyarakat dalam mendiskusikan narasi-narasi kebangsaan untuk
meng-counter propaganda kalangan radikal,” paparnya.
Warung NKRI yang merupakan akronim dari Wadah Akur Rukun
Usaha Nurani Gelorakan (Warung) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
tersebut, merupakan inovasi yang digelar oleh BNPT. Dengan adanya Warung NKRI
yang nantinya melibatkan para penyintas maupun korban terorisme itu, bisa
menjadi sarana untuk mengkampanyekan narasi deradikalisasi.
“Dalam menggelar Warung NKRI ini, kami menggandeng berbagai pihak. Mulai BUMN, pengusaha sampai elemen sosial lainnya. Dengan keterlibatan semua pihak ini, tentu akan semakin luas kontra-narasi radikalisasi yang kita lakukan,” imbuh Boy.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang
turut menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan tersebut, menegaskan bahwa
Banyuwangi berkomitmen penuh dalam pencegahan radikalisme. Salah satu upaya
yang dilakukannya adalah dengan merajut harmoni semua kalangan di Banyuwangi.
“Banyuwangi ini merupakan daerah dengan aneka ragam suku,
agama dan budaya. Untuk itu, perlu dirajut harmoni antar semua elemen tersebut.
Untuk itu, kami terus menjalin komunikasi yang intens dengan semua pihak
tersebut,” ungkap Ipuk.
Dengan terjalinnya harmoni tersebut, lanjut Ipuk, akan
dapat menjadi pencegah pertama terhadap beragam bentuk penyimpangan sosial.
Termasuk dengan gejala radikalisme dan terorisme. “Jika terjalin harmoni yang
cukup baik, tentu akan mudah terdeteksi jika terjadi penyimpangan di tengah
masyarakat. Seperti halnya gejala radikal atau teror sekalipun,” tegas Ipuk.
Selain merajut harmoni sendiri, imbuh Ipuk, upaya
Banyuwangi dalam melakukan tindakan preventif terhadap berkembangnya paham
radikal adalah dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan
kesejahteraan yang meningkat diharapkan dapat menaikkan taraf pendidikan
masyarakatnya. Sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh paham radikal.
“Kami meluncurkan program UMKM Naik Kelas, warung naik kelas
dan berbagai pelatihan sampai bantuan modal untuk menstimulus kesejateraan
masyarakat,” papar Ipuk.
Dialog kebangsaan tersebut dilaksanakan oleh BNPT dalam
rangka peresmian Warung NKRI di Banyuwangi. (Humas/kab/bwi)