Anas Effect, Masihkah Berpengaruh untuk Istrinya di Pilkada Banyuwangi 2024 Nanti?

Anas Effect, Masihkah Berpengaruh untuk Istrinya di Pilkada Banyuwangi 2024 Nanti?

Ali Nurfatoni bersama Manpan-RB Abdullah Azwar Anas dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam suatu acara. (Foto: Istimewa/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani - H. Sugirah menjadi pemenang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 lalu.

Kemenangan paslon no urut 2 pada waktu itu dinilai tidak lepas dari peran dan pengaruh sosok bupati saat itu, Abdullah Azwar Anas (A3). Dan, ini sama halnya Jokowi effect atas kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres kemarin.

Meski begitu, kemenangan Ipuk-Sugirah itu diraih dengan susah payah dan sangat menguras energi. Betapa tidak, hasilnya pun hanya selisih tipis 52,4 persen melawan H. Yusuf Widyatmoko - KH. Riza Aziziy.

Baca Juga :

Yusuf-Riza merupakan pasangan kombinasi wakil bupati era Abdullah Azwar Anas dengan putra mahkota pengasuh utama pondok pesantren terbesar di Banyuwangi, Darussalam Blokagung.

Faktanya, kolaborasi paslon no 1 itu terbilang kuat. Ini menunjukkan bahwa barisan pesantren tidak bisa dianggap sebelah mata. Peran KH. Hisyam Syafaat yang berada di kubu Yusuf-Riza cukup berpengaruh dan terbukti ampuh memikat pemilih. Meski pada akhirnya kalah dengan selisih tipis.

Kini, fenomena di Pilkada Banyuwangi 2024 tampaknya juga diprediksi akan kembali berlangsung ketat. Ipuk Fiestiandani yang notabene sebagai petahana akan kembali maju sebagai calon bupati.

Sebagai incumbent, perempuan kelahiran Magelang ini akan berusaha dan kerja keras supaya kembali terpilih untuk periode kedua.

Sosok A3 yang berada di balik layar untuk Ipuk, yang tak lain adalah istri sahnya akan kembali unjuk gigi. A3 yang menjabat sebagai bupati dua periode tentu sangat dikenal luas bagi rakyat Banyuwangi. Diakui atau tidak, perannya selama menjabat bupati sangat vital bagi Banyuwangi.

Menjabat bupati dua periode bagi A3 memang tidak mudah, apalagi ketika periode pertama Pilkada tahun 2010. Berlatar belakang politisi PKB di level nasional kala itu, A3 sanggup memenangi laga sengit. Kemenangan itu tidak lepas dari hubungan kerjasamanya yang baik dengan struktural PCNU Banyuwangi dengan menerapkan serap aspirasi warga NU.

Bahkan, A3 ini dinilai sukses melobi kalangan elit parpol agar mengusung dirinya. Bahkan, bupati kala itu, Ratna Ani Lestari (RAL) yang maju bersama calon wakilnya, Pebdi Arisdiawan (Ketua DPC Golkar) pun gagal ikut bertanding karena tidak mendapatkan rekomendasi dari DPP Golkar.Tanpa melawan incumbent, A3 lolos sebagai pemenang dengan menggandeng Yusuf Widyatmoko, Ketua DPC PDIP kala itu dengan koalisi Bangjo (PDI-P dan PKB).

Periode kedua, cukup mudah bagi A3. Tidak ada perlawanan berarti dari rivalnya, Soemantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo yang diusung Golkar dan Hanura. Pasangan petahana menang mutlak.

Pilkada tahun ini memang menjadi pertandingan terakhir bagi Ipuk Fiestiandani. Namun demikian, hal itu bukan berarti menjadi even terakhir bagi dinasti A3. Sebab, sederet saudara dan kolega A3 yang berkarir di dunia politik juga masih ada, seperti dr. Mufti Anam, anggota DPR RI dari PDI-P.

Posisi A3 saat ini masih menjadi Menteri Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Meski naik posisi menteri akibat reshuffle karena menteri sebelumnya, Djahjo Kumolo wafat, terobosannya untuk ASN cukup moncer.

Cuma sayang, sebagai politisi kader PDI-P, A3 berpotensi tidak masuk kembali di kabinet Prabowo Subianto pemenang Pilpres kemarin. Jika tidak ada rintangan, pelantikan presiden terpilih dilaksanakan 21 Oktober 2024, yang artinya satu bulan sebelum pilkada serentak yang digelar 27 November.

Jika pada akhirnya tidak lagi menjadi menteri, hegemoni A3 di Banyuwangi dianggap belum sepenuhnya mati. Cukup banyak yang militan dan loyal kepadanya. Dia cukup bisa merangkul tokoh-tokoh kunci yang ada saat ini. Meskipun, juga tidak sedikit tokoh yang berseberangan karena persepsi pandangan politik berbeda.

Pekerjaan berat menanti bagi incumbent. Para rival yang beda pandangan juga akan berusaha keras merebut kekuasaan dari dinasti A3. Yang semula menjadi kawan, kini terang-terangan menjadi lawan. Bukan hanya itu, yang semula menjadi lawan kini justru menambah kekuatan untuk terus melawan.

Dari sinilah, sosok A3 dinilai memang masih cukup kuat ketika menjabat, baik saat menjabat sebagai bupati maupun menteri.

Kita simak perjalanannya nanti jika tidak lagi menjabat menteri, apakah A3 benar-benar masih sosok idola yang berpengaruh bagi pemilih di Pilkada Banyuwangi, tentunya untuk menentukan sikap dan memilih istrinya kembali sebagai calon bupati? Kita tunggu nanti!

(Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)