(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Untuk kesekian kalinya, Kabupaten Banyuwangi kembali menjadi kabupaten terinovatif se-Indonesia dalam rangkaian Innovative Government Award (IGA) oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) 2021.
Banyuwangi meraih nilai tertinggi, bahkan mengalahkan peringkat pertama di klaster provinsi dan kota. Banyuwangi sendiri menjadi kabupaten terinovatif se-Indonesia sejak 2018.
Dalam keputusan Menteri Dalam
Negeri nomor 002.6-5848 tahun 2021 tentang Indeksi Inovasi Daerah, Provinsi,
Kabupaten, dan Kota tahun 2021; Banyuwangi meraih nilai tertinggi dengan skor
84,19.
Dalam indeks inovasi daerah
terdapat tiga klaster yakni provinsi, kabupaten, dan kota. Untuk peringkat
pertama klaster provinsi diraih Sumatera Selatan dengan skor indeks 79,51.
Sementara untuk klaster kota diraih Kota Singkawang dengan skor indeks 70,63.
Penghargaan tersebut diserahkan
oleh Mendagri Tito Karnavian dalam penganugeraan IGA 2021 di Jakarta, Rabu
(29/12/2021), kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani secara virtual.
"Tim penilai dari penghargaan
daerah inovatif ini sangat kuat. Merupakan gabungan dari banyak lembaga yang
kredibel, sehingga sangat obyektif," kata Menteri Tito.
Indeks inovasi daerah merupakan laporan
informasi data inovasi daerah berdasarkan hasil pengukuran yang telah
divalidasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri dan melalui proses
Penjaminan Mutu oleh Unit Kerja Khusus Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat
(UKKPPM) Scientific Modeling, Application, Research, and Training for
City-Centered Innovation and Technology (SMART CITY) Universitas
Indonesia.
Adapun tim penilai berasal dari
Kementerian Keuangan, Kementerian Pemberdayaan dan Reformasi Birokrasi
(Kemenpan-RB), Kemendagri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Lembaga Adminsistasi Negara
(LAN-RI). Ada pula Universitas Indonesia dan NGO Kemitraan.
Tito mengatakan dengan penilaian
seperti ini diharapkan bisa memberikan iklim yang positif dan kompetitif antar
daerah, sehingga membuat leadership yang kuat di daerah. "Saya ikut
bangga dengan daerah-daerah inovatif," tambah Tito.
Sementara itu, Bupati Ipuk
Fiestiandani bersyukur Banyuwangi kembali menjadi kabupaten terinovatif. Bagi
Banyuwangi penghargaan ini telah diraih untuk keempat kalinya secara
berturut-turut sejak 2018 lalu.
Ipuk mengatakan, inovasi merupakan
kunci bagi daerah untuk mempercepat dan mengakselerasi pembangunan. Daerah
seperti Banyuwangi memiliki keterbatasan dana, SDM, dan waktu, sehingga inovasi
dibutuhkan untuk percepatan-percepatan mengejar ketertinggalan dan meningkatkan
kualitas kinerja.
Ipuk menambahkan, inovasi dilakukan
Banyuwangi di semua sektor, mulai pendidikan, kesehatan, sosial, lingkungan,
pelayanan publik hingga tata kelola pemerintahan. Lebih dari 350 inovasi yang
dilakukan Banyuwangi oleh semua elemen organisasi perangkat daerah (OPD) untuk
percepatan dan peningkatan kualitas kinerja.
"Di Banyuwangi kami terus
berupaya untuk menciptakan iklim inovasi secara bertahap. Kini antar dinas,
antar desa, antar puskesmas saling memacu diri dan bersaing melakukan inovasi.
Bersaing untuk mempercepat pelayanan ke masyarakat," katanya.
"Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada pemerintah pusat dan provinsi yang terus mendukung
Banyuwangi untuk terus berinovasi yang muaranya pada kesejahteraan
rakyat," tambah Ipuk.
Penilian indeks tersebut terdapat empat kategori yakni Sangat Inovatif, Inovatif, Kurang Inovatif, dan tidak dapat dinilai (disclaimer). (Humas/kab/bwi)