(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM yang dikolaborasikan Pemkab Banyuwangi pada tanggal “cantik” kembali digelar, Senin (10/10/2022). Hasil dari belanja yang dilakukan ASN dan berbagai komunitas itu memborong beragam produk pangan untuk membantu meningkatkan gizi anak stunting.
Gerakan belanja ini rutin digelar tiap tanggal “cantik” tiap bulan sejak April 2021. Hasilnya didonasikan, mulai untuk warga kurang mampu sampai anak stunting. Dalam setiap tanggal “cantik” tersebut, total transaksi yang didonasikan berkisar Rp700 juta-Rp900 juta.
Pada aksi yang digelar 10/10 atau
10 Oktober 2022 tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani keliling pasar
Muncar untuk belanja kebutuhan pangan di Pasar Muncar.
"Terima kasih Ibu sudah
belanja ke tempat kami. Semoga menjadi berkah," kata Siti Holifah,
pedagang daging di Pasa Muncar, pada Ipuk usai belanja 2,5 kg daging.
Sambil belanja, Ipuk juga mengecek
harga kebutuhan pokok di pasar tersebut. Menurut Siti Holifah harga daging
relatif stabil. Untuk harga daging berada di kisaran Rp 120.000 per
kilogramnya.
Ipuk juga terlihat belanja ikan
buntut merah dan tongkol sebanyak 5 kg di lapak milik pedagang ikan, Maria
Ulfa. Selain itu Ipuk belanja daging ayam, telur, sayuran, dan kebutuhan
lainnya. ”Dalam gerakan belanja ini kami utamakan pangan lokal, jangan hanya
produksi pabrikan," kata Ipuk.
"Gerakan belanja ini sebagai
upaya gotong royong penanganan stunting, termasuk kita bantu ibu hamil berisiko
tinggi. Selain itu juga untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga BBM.
Hasilnya didonasikan untuk penanganan stunting dan warga lain yang layak dibantu,”
imbuh Ipuk.
Dalam penanganan stunting,
Banyuwangi telah mengidentifikasi data by name, by address, berikut faktor
resikonya. Setelah dilakukan identifikasi, penanganan dilakukan secara gotong
royong lintas sektoral. Misalnya karena faktor ekonomi, anak nelayan miskin
mengalami mal nutrisi sehingga terindikasi stunting.
Usai dari Pasar Muncar Ipuk
langsung membagikan hasil belanjanya pada anak yang teriidentikasi berpotensi
stunting. Seperti anak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Selain itu
Ipuk juga menjenguk dan membagikan hasil belanjanya di empat anak di Desa
Benculuk, Kecamatan Cluring.
"Tolong gizinya anak-anaknya
dijaga. Kalau membutuhkan sesuatu bisa langsung menghubungi petugas kesehatan
atau kepala desa. Jangan sungkan," kata Ipuk pada orangtua mereka.
Pada petugas kesehatan yang mendampingi tumbuh kembang anak tersebut, Ipuk meminta untuk rutin melakukan pemeriksaan.
Ipuk menjelaskan penanganan
stunting harus dilakukan secara bergotong royong. Tanggung jawab penanganan
stunting tidak hanya tugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ikut terlibat.
Ini karena penyebab stunting bukan hanya masalah kesehatan saja, melainkan banyak faktor. "Bisa faktor lingkungan dan banyak lainnya. Karena jtu penanganannya tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Semua OPD harus bergerak bersama. Gerakan belanja ini juga salah satu upaya menekan stunting," jelas Ipuk. (humas/kab/bwi)