(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Kompetisi balap sepeda internasional agenda resmi Union Cycliste Internationale (UCI/Federasi Balap Sepeda Dunia), Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025, memasuki etape empat, Kamis (31/7/2025).
Etape terakhir start dari RTH Maron
Genteng dan finis di Paltuding, Gunung Ijen dengan menempuh jarak 150
kilometer. Para pembalap dihadapkan pada tiga tanjakan mulai kategori 3 hingga
hors categorie (HC).
Baru memasuki KM 43 di Songgon,
pembalap disugukan tanjakan pertama (King of Mountain) Pertama dengan kategori
4, dengan jarak lintasan 13,8 kilometer dan ketinggian mencapai 311 meter
dengan gradien tanjakan 7 persen.
KOM kedua berada di Kalibendo (KM
132,1) dengan kategori 3, dengan jarak lintasan 121 km berada di ketinggian 555
meter di atas permukaan laut, dengan gradien tanjakan 10 persen.
Tantangan sesungguhnya berada di
lintasan "nekara" Jambu-Paltuding Ijen yang merupakan tanjakan hors
categorie (HC), dengan jarak 14,4 kilometer hingga ketinggian 1291 meter,
dengan gradien 23 persen.
Berdasarkan pengalaman dari 9
penyelenggaraan TdBI sebelumnya, banyak pembalap yang gagal melintasi jalur
ini.
Persaingan sengit diprediksi akan
terjadi ketika para pembalap berupaya menaklukan jalur yang menguras tenaga,
untuk tampil menjadi juara.
Hingga etape ketiga, jersey
Polkadot (raja tanjakan) diraih oleh Pembalap Italia, Nicolo Pettiti, dari
Swatt Club. Ia sukses menaklukan jalur tanjakan pada dua etape terakhir.
Melihat dua hasil sebelumnya,
peluang Nicolo Pettiti untuk keluar sebagai juara memang terbuka. Apalagi
didukung klub yang menjadi tim paling solit dalam TdBI 2025 ini dalam tiga
etape sebelumnya.
Tiga pembalap Swatt Club juga
menduduki sepuluh besar klasemen pembelap tercepat dalam tiga etape.
"Etape empat akan menjadi
balapan yang sangat, sangat berat. Sudah pasti ini adalah etape paling sulit
dari keseluruhan balapan. Etape ini sekaligus menjadi yang paling penting bagi
kami untuk mempertahankan dan membawa pulang jersey ini," kata Pettiti.
Ia mengatakan, tim akan
mengarahkan segala upaya untuk tampil maksimal pada etape penentu itu. Kerja
sama tim seperti yang berlangsung pada tiga etape sebelumnya akan tetap
dipertahankan.
"Kami sudah meraih satu
kemenangan etape, dua podium, dan sekarang saya memegang jersey KOM. Semua
sudah berjalan cukup baik dan kami berharap bisa jauh lebih baik lagi,"
sambungnya.
Namun upaya tersebut jelas tidak
akan mudah sebab beberapa pembalap lain yang merupakan "pendaki
ulung" punya ambisi yang juga sama besar.
Beberapa pembalap yang
mencatatkan skor KOM dalam etape-etape sebelumnya antara lain Elliot Cshultz
dari Victoire Hiroshima, Benjami Prades Reverte dari VC Fukuoka, dan Thanakhan
Chaiyasombat dari Thailand Continental Cycling Team.
Pembalap dari Roojai Insurance
Thailand juga harus diwaspadai, apalagi keberadaan pelatih mereka saat ini,
Peter Pouly, yang merupakan mantan tiga kali juara umum Tour de Banyuwangi
Ijen.
Selain pembalap luar negeri,
patut ditunggu juga penampilan-penampilan pembalap tanjakan asal Indonesia.
Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani mengatakan, para pembalap harus menjaga stamina dan tenaganya
untuk menaklukkan tanjakan ekstrem di Ijen.
Selama sepuluh tahun digelar, jalur tersebut menjadi rute paling menantang dan "ditakuti" oleh para pembalap. "Sampai bertemu di titik finish di Ijen," kata Ipuk. (humas/kab/bwi)