BMKG: Banyuwangi Puncak Musim Penghujan, Imbau Warga Mewaspadai Cuaca EkstremBMKG Banyuwangi

BMKG: Banyuwangi Puncak Musim Penghujan, Imbau Warga Mewaspadai Cuaca Ekstrem

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rezky P Hartiwi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa saat ini seluruh wilayah Banyuwangi memasuki puncak musim penghujan.

"Secara umum, hingga Februari ini keseluruhan wilayah di Banyuwangi masih berada di puncak musim penghujan," kata Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rezky P Hartiwi, Sabtu (11/2/2023).

Kondisi ini diperparah dengan siklon tropis di selatan Jawa yang masih aktif, hal itu berdampak langsung pada intensitas hujan sedang hingga lebat, gelombang tinggi, dan angin kencang.

Baca Juga :

Rezky menambahkan, sementara peralihan musim penghujan ke musim kemarau di Banyuwangi masih akan terjadi pada Mei 2023 mendatang.

Selama masa peralihan atau pancaroba, BMKG tegap mengimbau agar masyarakat tetap mewaspadai potensi cuaca buruk hingga ekstrem.

"Biasanya kalau di musim pancaroba nanti, seperti hujan datang secara tiba-tiba disertai angin dan petir," kata Rezky.

Sementara di bulan Maret-April pasca puncak musim penghujan, fenomena iklim jelang musim kemarau diprediksi normal.

"Maret masih musim penghujan, namun intensitasnya berkurang dari puncak musim hujannya," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Jumat (10/2/2023), hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Banyuwangi Kota selama berjam-jam, mengakibatkan 6 kelurahan terendam banjir.

Banjir terparah terjadi di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu dan di Kelurahan Kepatihan. Banjir di wilayah itu akibat meluapnya Sungai Kalilo.

Ketinggian air di dua kelurahan itu diperkirakan mencapai 1,5 meter. Akibatnya, puluhan rumah warga terendam banjir. Perabotan warga rusak, sebagian terseret banjir.

Tak hanya merendam rumah warga, banjir juga menggenangi dua stasiun dan beberapa titik jalur kereta api. Sehingga menyebabkan sejumlah perjalanan kereta api dari dan menuju Banyuwangi mengalami keterlambatan. (fat)