(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani diundang memaparkan pengembangan daerah dalam menghadapi pandemi Covid-19 bersama sejumlah tokoh pemerintahan Asia.
Membawa sejumlah inovasi, Ipuk berbicara dalam forum Webinar Smart City International, yang digelar oleh Councils of Asian Liberals and Democrats (CALD) yang berbasis di Filipina, Selasa (24/8/2020).
Webinar diikuti oleh sejumlah
narasumber di antaranya, Pejabat Eksekutif Senior Pemerintah Kota Taoyuan-Taiwan,
Evan Chang. Turut bergabung koordinator proyek Regional Friedrich Naumann
Foundation for Freedom, Vanessa Steinmentz; Sekretaris Jenderal CALD, Francis
Blue Abaya.
"Seminar CALD ini untuk
membahas bagaimana kita dapat menata kembali smart cities serta peluang apa
yang dapat ditawarkan dalam menghadapi pandemi. Praktek-praktek baik kita bahas
bersama di forum tersebut, termasuk saya menjelaskan bagaimana Banyuwangi
bergotong royong selama masa pandemi ini," kata Ipuk.
Sejumlah hal dibahas dalam webinar,
mulai bagaimana respons daerah menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
akibat Covid-19, teknologi mempermudah penanganan Covid-19, hingga bagaimana
peran pemerintah daerah melakukan perencanaan ulang daerahnya pasca pandemi
Covid-19.
"Tentunya pemanfaatan
teknologi-lah yang memungkinkan penanganan Covid-19 bisa dilakukan secara lebih
baik. Kita terus bekerja ke arah tersebut," kata Ipuk.
Ipuk mengatakan, Banyuwangi telah
mengoptimalkan sistem Smart Kampung. Banyuwangi memulai dengan layanan
informasi pemerintahan dari pinggiran.
“Bagi Banyuwangi tantangan terbesar
adalah konektivitas di wilayah pedesaan. Mengingat luas Banyuwangi yang
mencapai 5.700 km2 serta kondisi geografisnya yang terdiri pegunungan, hutan,
hingga pesisir pantai,” kata Ipuk.
Konektivitas ini sangat penting
untuk mengatasai masalah karena dengan konektivitas akan membuat masyarakat
desa mendapatkan layanan yang lebih baik,” imbuh Ipuk.
Layanan Smart Kampung mencakup 7
dimensi, antara lain pendidikan dan seni budaya, pelayanan kesehatan,
pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, penanggulangan kemiskinan, one stop
service pelayanan publik, tata kelola keuangan desa dan informasi publik.
Ipuk juga menjelaskan bahwa dirinya
juga berupaya mendekatkan pelayanan publik ke warga desa. Salah satunya dengan
program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa). Adalah program yang dilakukan Ipuk
dan Wakil Bupati Sugirah untuk menjemput bola berbagai permasalahan warga.
Desa-desa tersebut mayoritas berada
di daerah terdepan Banyuwangi yang membutuhkan waktu tempuh cukup lama dari
pusat kota. Urusan yang dituntaskan seperti kesehatan, pendidikan,
administrasi kependudukan, sertifikat rakyat, jaminan sosial, pertanian,
peternakan, perikanan, UMKM, kepemudaan, rumah tinggal, dan sebagainya.
Banyuwangi juga membuka pelaporan
online bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak pandemi Covid-19 yang
terintegrasi dengan sistem Smart Kampung. Sistem pelaporan ini digunakan untuk
menampung warga yang belum terdaftar di skema jaring pengaman sosial, baik dari
pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten.
Selain itu, warga bisa mengecek para penerima bansos dari pusat, provinsi, maupun kabupaten. "Dalam pelaporan bansos online tersebut ada dua fitur Pelaporan warga yang belum menerima bantuan dan pengecekan penerima bansos. Basisnya adalah nomor induk kependudukan (NIK) yang kami silangkan dengan Smart Kampung yang telah mempunyai basis data lengkap semua penerima bantuan. Jadi tidak ada data ganda,” ujarnya. (Humas/kab/bwi)