
(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Program Digitalisasi Bansos bakal diterapkan secara nasional setelah melalui tahapan piloting di Kabupaten Banyuwangi. Tak ayal, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pun didapuk oleh pemerintah pusat untuk berbagi pengalaman dengan kepala daerah se-Indonesia.
Acara yang berlangsung secara hibrid dari Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu, Kamis (4/12/2025), diinisiasi oleh Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah (KPTDP).
Acara dihadiri oleh Menteri Dalam
Negeri Tito Karnavian, Menpan RB Rini Widyantini, Menteri/Kepala Bappenas Prof.
Rachmat Pambudy, Ketua KPTDP Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BPS Amalia
Adininggar Widyasanti.
Hadir pula Sekjen Kemensos Robben
Rico, Dirjen Teknologi Pemerintah Digital Komdigi, Kepala Departemen Inovasi
dan Digitalisasi Data Bank Indonesia, serta perwakilan Kementerian dan lembaga
negara lainnya.
Kegiatan ini diikuti kepala
daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia secara hybrid. Total terdapat
sekitar 900 peserta baik offline maupun online yang turut serta dalam
sosialisasi tingkat nasional ini.
"Kami minta kepada Bupati
Banyuwangi sharing kepada seluruh pemerintah daerah, untuk mempersiapkan dan
merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan piloting
program tahun 2026," kata Mendagri Tito.
Mendagri mengatakan pelaksanaan
digitalisasi ini agar penyerapan dan penyaluran bansos lebih tepat
sasaran.
"Keberhasilan di Banyuwangi
sudah dilaporkan ke Presiden, selanjutnya secara bertahap akan dilaksanakan
ke-32 daerah, dan diterapkan secara nasional pada Oktober 2026," kata
Ketua KPTDP Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengapresiasi apa yang telah
dilakukan Banyuwangi, karena terbiasa bekerja secara tim. Dalam pelaksanaannya
Banyuwangi mengerahkan kader dasawisma, lurah, kepala desa, camat, kepala
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi agen Perlinsos, sehingga mempercepat
proses pendaftaran masyarakat yang membutuhkan bansos.
"Bagus ini Banyuwangi
bekerja secara tim. Pendampingan ASN memang perlu dilakukan. Saya harap semua
daerah bisa seperti Banyuwangi," puji Luhut di hadapan sejumlah menteri
dan pejabat tinggi yang hadir.
Bupati Ipuk lantas memaparkan
sejumlah langkah yang dilakukan untuk turut menyukseskan piloting atas salah
satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut. Ia menyebutkan
keterlibatan berbagai pihak untuk membantu masyarakat melakukan pendaftaran.
"Kami jemput bola, terjun ke
masyarakat langsung yang membutuhkan bansos, untuk dibantu proses
pendaftarannya terutama pada mereka yang kesulitan mendaftar secara digital
atau tidak memiliki HP (handphone)," kata Ipuk.
Ada ribuan agen parlinsos digital
yang dikerahkan di Banyuwangi. Mereka terdiri dari pendamping Program Keluarga
Harapan (PKH), operator desa, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK),
kader dasawisma, serta unsur pemerintah daerah seperti camat dan lurah.
“Pelibatan agen ini untuk
mengatasi keterbatasan atas akses teknologi dan kendala lainnya dari para
penerima bansos, terutama lanjut usia yang tidak bisa melakukan pendaftaran
secara mandiri. Kami pun aktif mengkomunikasikan program ini ke masyarakat
karena menurut kami bakal lebih tepat sasaran,” terang Ipuk.
Pelaksanan digitalisasi bansos,
imbuh Ipuk, bukan semata mengejar jumlah pendaftar, namun tujuan utamanya
adalah memastikan warga yang benar-benar membutuhkan bansos bisa mendaftarkan
diri.
“Tidak semata-mata mengejar
target angka. Prinsip utamanya adalah masing-masing pribadi yang merasa
membutuhkan bisa daftarkan diri," jelas Ipuk.
Kecekatan Pemkab Banyuwangi dalam
mengawal piloting Parlinsos Digital itu, menurut Sekjen Kemensos Robben Rico,
terbukti dari optimalnya proses input.
Pendaftaran yang dilaksanakan mulai 18 September hingga 15 Oktober mencapai 359 ribu orang. “Ini melampaui dari target awal yang hanya 320 ribu,” pungkas Robben. (humas/kab/bwi)