Cari Peluang di Tengah Pandemi, Pria Sulap Limbah Kayu Jadi Barang Bernilai Jual TinggiEkonomi kreatif

Cari Peluang di Tengah Pandemi, Pria Sulap Limbah Kayu Jadi Barang Bernilai Jual Tinggi

Agus perajin limbah kayu di Kecamatan Songgon. (Foto: Rivani)

KabarBayuwangi.co.id - Pandemi Covid-19 belum kunjung berakhir, hal ini membuat beberapa sektor perekonomian di Banyuwangi terbilang kalang kabut. Namun lain halnya dengan Agus Sugiyanto (36), warga Dusun Sroyo Timur RT 02 RW 02, Desa Bangunsari, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

Ditengah sulitnya ekonomi dampak pendemi Covid-19, Agus justru menciptakan peluang dengan merubah limbah kayu menjadi kerajinan tangan yang antik yang bernilai jual tinggi. Berawal dari hanya sekadar hobi, Agus mengaku memanfaatkan limbah kayu hasil industri tetangganya untuk disulap menjadi souvenir yang menarik.

"Saya memang hobi dengan seni,mulai melukis dan membuat kurungan, saya pernah bikin. Berangkat dari banyaknya limbah kayu dari usaha penggergajian dikampung, saya awali mencoba membuat souvenir gantungan kunci dengan bahan dan alat seadanya," ujar Agus.

Baca Juga :

Dari hasil coba-coba, souvenir hasil karyanya seperti gantungan kunci dan berbagai souvenir lainya ia tawarkan kepada beberapa pedagang di destinasi wisata yang ada di Kecamatan Songgon.


Keterangan Gambar : Proses Pembuatan Kerajinan Tangan. (Foto: Rivani)

"Awalnya saya coba pasarkan gantungan kunci ke beberapa destinasi disonggon untuk oleh-oleh. Alhamdulillah dapat respon meski butuh waktu lama, salah satu kerabat saya malah mendorong untuk mengembangkan usaha dengan melengkapi peralatan yang ada untuk produksi," ungkapnya.

Menurut Agus, dirinya mulai menekuni usaha ini sejak dua tahun lalu, setelah sebelumnya bekerja serabutan. Terlebih di era pandemi saat ini Agus harus memutar otak untuk mendapatkan penghasilan setelah lockdown yang diberlakukan sejak Maret lalu.

"Saya memulai usaha sejak 2 tahun lalu,sejak itu saya mulai berfikir di kampung saya dengan bahan yang melimpah bagaimana menjadi nilai ekonomi," kata Agus.

Agus menambhakan, untuk memulai usaha tidak perlu membutuhkan modal banyak, asalkan ada niat dan tekad kuat, serta mampu membaca peluang yang ada, pasti usaha itu akan berkembang pesat.

"Kalau bahan sangat mudah dan murah didapat, yang penting ulet dan niat, tapi alhamdulilah hari sudah berkembang dan bisa saya rasakan," cetusnya.


Keterangan Gambar : Limbah kayu disulap jadi souvenir menarik bernilai jual tinggi. (Foto: Rivani)

Berkat keuletan Agus, kini usahanya yang diberi nama KAYU WANGI ini mulai bergeliat. Setiap hari pembeli dari berbagai wilayah di Banyuwangi terus berdatangan silih berganti untuk mendapatkan souvenir hasil karyanya yang dijual mulai dari Rp 5 ribu rupiah, sampai dengan Rp 750 ribu rupiah.

"Dari hasil kerajinan tangan perusahaan yang saya kasih nama KAYU WANGI ini, kita bisa jual Rp 5 ribu sampai Rp 750 ribu perbiji, alhmdulillah bisa untuk menopang hidup dan memberdayakan warga disini," pungkas Agus. (van)