(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Kabupaten Banyuwangi bersiap mengantisipasi ancaman gelombang ketiga Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan mulai dari percepatan vaksinasi; penguatan tracing, testing, dan treatment; hingga menyiapkan fasilitas kesehatan.
Hal itu disampaikan Bupati Ipuk Fiestiandani saat menjadii nara sumber dalam webinar yang digelar Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia (Seknas Jokowi) dan Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT), Jumat sore (21/1/2022).
Selain Ipuk, webinar yang bertajuk
"Tantangan Menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19" tersebut
menghadirkan berbagai narasumber, yakni Dirjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P), Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu; serta Direktur Utama Bio Farma,
Honesti Basyir.
Hadir pula para panelis,
yakni Ketua Umum Seknas Jokowi, Rambun Tjajo; Koordinator KAPT, Bambang J
Pramono; Ketua Dewan Pengarah KAPT, Amarsyah; dr. Marshell Tendean dari
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida);
dan panelis lainnya.
Rambun mengatakan kasus harian
Omicron terus melonjak di Indonesia. Maka seluruh daerah harus melakukan
langkah-langkah untuk mengantisipasi potensi terjadinya gelombang tiga yang
puncaknya diprediksi terjadi pada Februai-Maret 2022.
“Meski varian Omicron disebut lebih
ringan, tetap saja memerlukan perawatan. Maka semua daerah harus bersiap
mengahadapi tantangan gelombang ketiga,” kata Rambun.
“Dalam menghadapi pandemi corona
tidak hanya menjadi tugas pemerintah pusat dan daerah namun juga menjadi
tanggung jawab kita bersama untuk bergotong royong saling bahu membahu”
tambahnya.
Karena itu, ditambahkan Ketua Dewan
Pengarah KAPT, Amarsyah, berbagai pihak harus bekerjasama untuk menghadapi
pandemi ini.
“Kami dari alumni perguruan tinggi
telah beberapa kali melakukan vaksinasi masal di pelosok-pelosok desa yang
sulit terjangkau sebagai upaya membantu pemerintah dalam hal melakukan
vaksinasi secara merata di masyarakat," kata Amarsyah.
Bupati Ipuk dalam paparannya
menyebut, Banyuwangi melakukan berbagai upaya untuk menghadapi potensi
terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Di antaranya, percepatan vaksinasi bagi
masyarakat umum, lansia, maupun anak-anak.
Per 21 Januari 2022 capaian
vaksinasi dosis satu untuk umum sudah mencapai 89,16 persen; vaksinasi lansia
96,7 persen; dan vaksinasi anak 79,96 persen.
“Vaksinasi anak kami target tuntas
akhir Januari. Kami juga terus menggenjot vaksinasi booster (dosis tiga)
beriringan dengan penuntasan dosis satu dan dua. Dengan harapan kekebalan
komunal bisa segera terbentuk di masyarakat Banyuwangi,” kata Ipuk.
Berikutnya, penguatan test
(pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan). Ini adalah kunci
untuk menekan transmisi lokal. Setiap ditemukan kasus positif baru akan segera
ditracing kontak eratnya.
Aplikasi Pedulilindungi juga
diwajibkan bagi para pengunjung di tempat-tempat umum. Seperti destinasi
wisata, mall, hingga perkantoran. Pemkab juga menyediakan ruang isolasi
yang memadahi dan cukup.
“Kami pastikan ruang isolasi,
tenaga medis, hingga kebutuhan oksigen dan ventilator mencukupi. Bahkan kami
juga memiliki tempat isolasi terpusat di tingkat kabupaten, maupun yang
tersebar di setiap desa yang diawasi langsung oleh tenaga medis. Tak hanya
itu, pemkab juga menyediakan layanan tambahan gizi dan obat-obat bagi
warga yang isoman,” kata Ipuk.
Yang tak kalah penting, lanjutnya,
adalah sinergi yang kuat antar seluruh elemen. “Kami libatkan Forkopimda, tokoh
agama, tokoh masyarakat, para camat, kepala desa, hingga organisasi masyarakat
untuk penanganan Covid-19 di Banyuwangi. Termasuk dalam percepatan vaksinasi,”
tambah Ipuk.
Berbagai langkah yang dilakukan
Banyuwangi, mendapat apresiasi positif dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P), Maxi Rein Rondonuwu. Menurutnya, penanganan pandemi Covid-19
harus dilakukan secara gotong royong. Dan bertumpu pada kuatnya tracing,
testing, dan treatment.
“Ini sudah dikerjakan dengan baik
di Banyuwangi. Begitu juga penyiapan kebutuhan ruang isolasi dan berbagai
fasilitas kesehatannya. Sudah dipersiapkan dengan baik. Kalau ini dilakukan
oleh bupati dan walikota di seluruh tentunya akan bagus sekali," ujar dr.
Maxi.
Sebagai penutup, Ismarilda sebagai penanggap terahir dan penggagas webinar ini menyampaikan agar sentra-sentra vaksinasi di berbagai tempat ditambah, sehingga tidak terjadi penumpukan yang justru nantinya bisa menimbulkan klaster baru. (Humas/kab/bwi)