(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Seni dan budaya telah menjadi
perhatian Pemkab Banyuwangi. Untuk menumbuhkan bakat dan minat pelajar dalam
dunia seni peran, khususnya teater monolog, Banyuwangi menggelar Festival
Teater, untuk pelajar SMA dan sederajat, di Gedung Djuang 45, Rabu (23/3/2022)
malam.
"Festival ini digelar untuk memberi panggung anak-anak
Banyuwangi yang memiliki minat di seni peran. Atraksi ini juga untuk
mengapresiasi bakat dan hobi kesenian anak muda Banyuwangi," kata Bupati
Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
"Kami bangga anak-anak Banyuwangi ternyata memiliki
kemampuan dalam seni peran. Penampilan mereka layaknya seni peran
profesional," tambah Ipuk usai menyaksikan penampilan finalis di Festival
Teater tersebut.
Festival Teater ini digelar Dewan Kesenian Blambangan (DKB)
yang bekerjasama dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi (Cabdinprov) Jatim
Wilayah Banyuwangi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).
”Semoga muncul bibit baru dalam dunia seni peran, terutama
di kalangan anak muda kita, sehingga seni peran tetap digandrungi para
pelajar,” kata Ipuk.
Festival ini diikuti 19 peserta dari 16 sekolah di
Banyuwangi. Setelah melalui tahap kurasi mulai 18 Maret, terpilih enam finalis
untuk tampil di Teater Gedung Djuang Banyuwangi.
Ketua DKB Banyuwangi Hasan Basri mengatakan, festival ini dilaksanakan secara hybrid. Proses penilaian babak penyisihan dilakukan secara online. Para peserta mengunggah video pergelaran kelompoknya di kanal YouTube sekolah masing-masing.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Selanjutnya, video tersebut dinilai oleh dewan juri
kemudian dipilih enam penampil terbaik. Enam penampil terbaik itu kemudian
mementaskan monolog di lantai tiga Gedung Djang Banyuwangi.
"Setelah itu, dipilih juara untuk tiap kategori, yaitu
tiga penampil terbaik, sutradara terbaik, naskah terbaik, pemeran terbaik, dan
artistik terbaik," kata Hasan.
Selain pementasan dan kompetisi teater monolog, dalam
festival ini juga digelar workshop seni peran untuk memberikan edukasi para
pelajar yang memiliki ketertarikan di seni peran.
Panitia penyelenggara Festival Teater Monolog, Ingkan Prio
Manunggal menambahkan, festival tersebut menjadi wadah bagi para seniman teater
untuk bisa mengekspresikan bakatnya yang sudah diasah di sanggar teater sekolah.
”Sementara ini, kesempatan mereka terbatas karena hanya
pentas di sekolah. Melalui festival ini, mereka bisa terfasilitasi dan bisa
saling berkompetisi, tentu tetap dengan konsep mengedukasi lewat seni teater,”
jelasnya.
Harapannya, kata Ingkan, event festival ini bisa terus
diselenggarakan secara berkelanjutan. ”Melalui festival dan kompetisi di daerah
ini, maka akan lebih membanggakan dan mampu mengedukasi anak-anak pelajar
tentang kedisiplinan melalui seni teater monolog,” katanya. (Humas/kab/bwi)