Kapal tradisional milik nelayan terparkir di dermaga Pantai Boom, Banyuwangi. (Foto: Fattahur/ Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Jumlah kapal tradisional atau kapal penangkap ikan milik nelayan Banyuwangi yang sudah disertifikasi Pas Kecil oleh Kementerian Perhubungan terus bertambah dan sudah hampir mencapai 100 persen.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi, Banyuwangi Letkol Marinir Benyamin Ginting menyatakan, jumlah kapal yang sudah disertifikasi Pas Kecil terus bertambah.
“Pas Kecil ini semacam sertifikasi kelaikan kapal atau
dokumen kelengkapan untuk berlayar,” katanya.
Tahun 2020 lalu, menurut Ginting, di wilayah kerja KSOP
Tanjungwangi yang meliputi Banyuwangi dan Jember terdapat 5.964 kapal khususnya
GT (gross ton) 6 ke bawah belum tersertifikasi. Dari jumlah tersebut, terbanyak
di wilayah Jember mencapai 2.900. Sisanya milik nelayan Banyuwangi.
"Sampai tahun ini, di Banyuwangi mungkin belum 100
persen, tapi mungkin sudah sampai 85 persen kapal tersertifikasi. Kalaupun ada
yang belum itu bisa menyusul," ungkapnya.
Dia menyebut, belum tuntasnya proses sertifikasi kapal
nelayan tradisional di Banyuwangi ini terkendala sulitnya proses pengukuran
Kapal. Sebab, proses pengukuran untuk sertifikasi Pas Kecil ini baru bisa
dilakukan saat nelayan tidak melaut.
“Kalau mereka tidak ke laut kita turun. Kita yang hadir ke
mereka, kita datangi dan nol rupiah tidak ada biaya,” tegasnya.
Kepala Kantor KSOP Tanjungwangi, Banyuwangi Letkol Marinir Benyamin Ginting. (Foto: Fattahur/ Dok)
Ginting mengungkapkan pihaknya secara proaktif melakukan
sertifikasi baik kapal maupun kepada nelayan pemilik kapal. Karena saat ini,
kata Ginting, Pas Kecil menjadi syarat untuk pembelian BBM bersubsidi bagi
nelayan.
"Untuk mendapatkan Pas Kecil ini, nelayan cukup
melampirkan surat Pacak, surat keterangan dari kelurahan/desa, dan surat hak
milik yang diketahui oleh Camat. Itu saja persyaratannya, jadi cukup mudah,
bahkan tanpa biaya," ujarnya.
Untuk mendapatkan Pas Kecil, lanjutnya, pemilik kapal juga
harus terlebih dulu memiliki kemampuan dasar-dasar berlayar. Mulai dari ilmu
nafigasi, dasar-dasar berkomunikasi lewat radio, membaca situasi alam, serta
dapat memberikan pertolongan ketika terjadi sesuatu di laut.
"Pemberian pelatihan dasar-dasar ilmu berlayar itu
masih terus kita lakukan baik secara langsung maupun online via zoom,"
tambahnya. (fat)