Inovasi Kapal Jagowangi, Solusi Atasi Pencemaran Laut di BanyuwangiUniversitas PGRI Banyuwangi

Inovasi Kapal Jagowangi, Solusi Atasi Pencemaran Laut di Banyuwangi

Kapal pembersih sampah laut Jagowangi diujicobakan di perairan laut Muncar, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Universitas PGRI Banyuwangi (UNIBA) berhasil menciptakan inovasi terbaru berupa kapal pembersih sampah laut yang diberi nama Jagowangi.

Kapal trash skimmer boat berteknologi tinggi tersebut dirancang untuk mengatasi permasalahan pencemaran laut yang semakin mengkhawatirkan di Banyuwangi.

Keunggulan kapal Jagowangi terletak pada teknologinya yang mampu menangkap limbah padat dan cair secara bersamaan.

Baca Juga :

Limbah padat akan diserap oleh conveyor belt yang berada di haluan kapal, sedangkan limbah cair akan dipisahkan menggunakan teknologi oil water separator tipe cyclone.

Kapal yang digagas oleh para dosen Fakultas Teknik Uniba tersebut memiliki kapasitas tampung yang cukup besar, yaitu 1,5 ton untuk limbah padat dan 50 liter per jam untuk limbah cair.

Selain itu, kapal yang dikerjakan selama 4 bulan tersebut juga dilengkapi dengan radar pendeteksi sampah dan perlengkapan K3 dasar untuk menunjang keamanan awak kapal.

"Kapal Jagowangi ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk menangani pencemaran lingkungan di laut," kata Dr. ikhwanul Qiram, salah seorang dosen Fakultas Teknik di kampus yang beralamat di Jalan Ikan Tongkol, Kelurahan Kertosari, Banyuwangi.

Pembuatan kapal Jagowangi merupakan hasil kerjasama UNIBA dengan Blambangan Bahari Shipyard (BBS), sebuah perusahaan pembuatan kapal yang berada di Kecamatan Muncar, Banyuwangi.

Dana pembuatan kapal Jagowangi berasal dari program Matching Fund yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI.

Rektor UNIBA melalui Ketua LPPM Uniba, Dr. Agus Mursidi mengapresiasi kerjasama yang terjalin antara UNIBA dan BBS. Ia berharap inovasi ini dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan sampah laut di Banyuwangi.

"Kami berharap kapal Jagowangi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengurangi pencemaran laut di Banyuwangi. Selain itu, teknologi ini juga dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen UNIBA," kata Agus.

Direktur BBS, Fellik Widodo menyebut, kapal Jagowangi merupakan salah satu masterpiece yang pernah dibuat perusahaannya. Ia mengapresiasi UNIBA dalam kerja sama merancang kapal dengan ide serupa namun dengan budget yang jauh lebih murah.

"Kapal-kapal semacam ini banyak digunakan oleh aktivis lingkungan di luar negeri. Itupun biayanya sangat mahal, bisa mencapai miliaran. Saya sangat mengapresiasi UNIBA bisa merancang kapal dengan ide serupa namun dengan budget yang jauh lebih murah," kata Fellik.

Felik mengungkapkan, ide dan gagasan Jagowangi telah menginspirasi sejumlah instansi untuk membuat kapal dengan teknologi serupa. Salah satunya adalah Dinas Kelautan dan Perikanan.

"Mereka sudah bertanya-tanya tentang Jagowangi. Kemarin mereka meminta dibuatkan kapal dengan model serupa tapi dengan ukuran yang lebih besar dan ada teknologi baru untuk penyempurnaan pengolahan sampah langsung di atas kapal," ujarnya.

Fellik mengaku sangat terbuka untuk berkolaborasi kembali dengan UNIBA dalam mengembangkan inovasi di bidang perkapalan. Ia yakin bahwa UNIBA memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. (fat)