(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyebut parade karnaval seni budaya kontemporer Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) telah berkembang menjadi event bertaraf nasional bahkan internasional.
Pengakuan ini disampaikan langsung oleh Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata Kemenpar, Masruroh, saat menghadiri gelaran BEC 2025 di Banyuwangi, Sabtu (12/7/2205).
“Kami menilai, ini bukan lagi
event lokal. BEC sudah menjadi event nasional bahkan internasional. Ini bisa
menjadi inspirasi untuk daerah-daerah lain di Indonesia,” kata Masruroh.
Masruroh mengatakan, Menteri
Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, sangat mengapresiasi penyelenggaraan BEC
ini. Pihaknya berharap kegiatan budaya tersebut terus berkelanjutan.
“Sebagai bentuk dukungan,
Kemenpar juga aktif mempromosikan BEC melalui berbagai platform digital dan
melibatkan agen perjalanan untuk memperluas jangkauan pasar wisatawan,”
ungkapnya.
Masruroh menjelaskan, BEC telah empat kali masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN), bahkan pada tahun lalu masuk dalam 10 besar event terbaik di Indonesia.
Ia menegaskan, penilaian KEN dilakukan oleh dewan juri independen dan profesional, bukan oleh kementerian. Penilaian meliputi kualitas penyelenggaraan, dampak terhadap masyarakat, dan keberlanjutan acara dari tahun ke tahun.
(Foto: humas/kab/bwi)
Menurut Masruroh, ada tiga faktor utama yang membuat BEC terus bertahan dan berkembang adalah komitmen kuat dari pemerintah daerah dan masyarakat dalam menyelenggarakan acara setiap tahun, keberhasilan mengangkat kekuatan budaya lokal terutama tradisi Suku Osing sebagai identitas utama.
“Serta kemampuan BEC menghadirkan
dampak positif secara budaya, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat,” ucapnya.
Tidak hanya wisatawan domestik,
BEC juga menyedot perhatian wisatawan mancanegara. Robert, wisatawan asal Polandia,
mengaku sangat kagum dengan penyelenggaraan BEC.
“Saya senang melihat kebudayaan
di sini sangat kaya. Saya sangat terkesima melihat masyarakat dan budayawan di
sini begitu menghargai seni,” ungkap Robert.
Ia juga merekomendasikan
wisatawan lain untuk datang menyaksikan BEC secara langsung. “Ini acara yang
fantastis. Saya akan merekomendasikan teman-teman saya untuk melihatnya
langsung,” tambahnya.
(Foto: humas/kab/bwi)
Sementara itu, Ambri, wisatawan
asal Prancis, mengaku tertarik dengan atmosfer festival yang digelar di
Banyuwangi. Selain menikmati parade budaya, ia juga menjelajahi berbagai sajian
kuliner lokal.
“Saya suka festivalnya, tapi saya juga tertarik dengan makanannya. Kuliner di sini sangat unik dan enak,” ujarnya.
BEC tahun ini digelar dengan
mengangkat tema Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual. Tema itu bercerita
tentang fase-fase kehidupan masyarakat Osing, warga asli Banyuwangi. Fase mulai
dari sebelum lahir hingga meninggal dunia. (humas/kab/bwi)