Keluarga korban KM Bintang Sonar saat berada di kantor Satpolairud Polresta Banyuwangi. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Sesosok mayat yang ditemukan oleh nelayan Muncar di Pantai Plengkung, Alas Purwo beberapa waktu lalu, masih mesterius. Hingga saat ini, tim identifikaksi belum berhasil mengungkap siapa identitas janazah tersebut.
Sebab, selain tidak adanya identitas yang melekat di tubuhnya, saat ditemukan kondisi jenazah sudah rusak dan sulit dikenali.
Sementara itu, empat keluarga korban anak buah kapal (ABK) yang masih dinyatakan hilang sempat melihat langsung kondisi janazah yang disimpan di kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Banyuwangi. Namun mereka mengaku tak mengenali ciri-ciri janazah tersebut, dan bukan bagian dari keluarganya.
“Itu bukan ayah saya, soalnya kalau ayah kan gigi pasangan,
sedang korban si mayat yang ada di rumah sakit ini giginya utuh. Terus mayat
tadi ada bulu dadanya, sedangkan ayah saya tidak,” ujar Bety Alfianita, salah seorang
keluarga korban bernama Abdul Hadi.
Sementara itu, Kasat Polairud Polresta Banyuwangi, Kompol,
Jeni Al Jauza menyebutkan, agar tidak muncul polemik dimasyarakat, akhirnya keempat keluarga korban didatangkan ke kantor Satpolairud Banyuwangi untuk diberikan
pemahan.
“Kita hadirkan empat keluarga korban di rumah sakit Blambangan,
kita persilakan untuk mengecek satu persatu melihat dengan sendiri, ciri-ciri
fisik apakah jenazah yang ada di rumah sakit hasil giat SAR kemarin itu
keluarga mereka. Namun ternyata tidak sama sekali,” sebut Kasat Polairud
Polresta Banyuwangi, Jum’at (6/8/2021).
“Biar tidak muncul polemik, akhirnya kita bawa semua keluarga nelayan Muncar ke Satpolairud. Kita jelaskan disini, kita berikan pemahaman dan kita buatkan surat pernyataan kalau memang jenazah yang ditemukan tim SAR itu bukan kelaurga mereka. Sekali lagi, itu bukan keluarga mereka,” imbuh Kompol Jeni Al Jauza.
Disaksikan Kasat
Polairus Polresta Banyuwangi, Kompol Jeni Al Jauza, elaurga korban KM Bintang
Sonar menandatangani surat penyataan jika janazah bukan keluarganya. (Foto:
Firman)
Kompol Jeni Al Jauza menambahkan, saat ini proses pencarian empat korban kapal motor (KM) Bintang Sonar yang hilang masih terus
dilakukan oleh tim SAR. Bahkan, area pencarian juga semakin diperluas.
“Ya untuk pencarian empat korban masih terus dilakukan oleh
tim SAR, kita juga perluas pencariannya. Namun kembali lagi kita terkendala
kondisi cuaca gelombang tingga di pantai Selatan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal motor Bintang Sonar mengalami
tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi dan angin kencang di perairan
Plengkung Alas Purwo, Senin (2/8/2021) lalu. Saat mengalami tenggelam, kapal jenis slerek tersebut membawa 10 anak buah kapal (ABK).
Dari 10 ABK tersebut, 6 berhasil selamat, sedangkan 4 lainya, Abdul Hadi (40), Herman (37), Alfan Efendi (35) dan Hafidi (47) dinyatakan hilang, dan hingga saat ini belum ditemukan. (man)