Kampung Lobster Banyuwangi, Sukses Budidaya Lobster Ekspor ke TiongkokPemkab Banyuwangi

Kampung Lobster Banyuwangi, Sukses Budidaya Lobster Ekspor ke Tiongkok

(Foto: humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id – Sebagai salah satu daerah yang memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi banyak dikenal dengan potensi perikanannya.

Salah satunya Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo terdapat pusat budidaya lobster laut yang hasilnya sudah diekspor ke Taiwan dan Tiongkok. Namanya Kampung Lobster.

Kampung Lobster juga dikenal sebagai tempat budidaya lobster sekaligus sentral kuliner lobster yang berada dalam satu tempat yakni di pesisir Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. 

Baca Juga :

Pengunjung dapat menikmati produk kuliner seafood lobster yang sangat segar diambil langsung dari keramba budidaya di perairan laut persis di depan resto Kampung Lobster.

Kampung Lobster yang berdiri sejak 2020, juga menawarkan wisata selam melihat ekosistem budidaya lobster di bawah laut dan wisata kuliner aneka olahan seafood, lobster dan ikan.

Dijelaskan Suwardi, Manager Kampung Lobster bahwa pihaknya telah mengembangkan sekitar 300 keramba, masing-masing keramba berisi 50 hingga 100 benih lobster.

“Budidaya lobster kita mulai dari tahap awal yaitu berupa bibit. Kita membesarkannya di dasar laut dengan kedalaman 15 sampai 20 meter," ujar Suwardi kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang berkesempatan mengunjungi Kampung Lobster pada 16 April 2025 lalu. 

Selanjutnya lobster diberi pakan khusus berupa kerang yang masih hidup untuk menjaga kualitas lobster yang dihasilkan. 

"Kita memberikan kerang itu harus segar, nggak boleh mati karena akan memicu bakteri-bakteri yang tidak baik untuk lobster. Makanannya kerang karena proteinnya tinggi, bagus untuk perkembangan lobster," jelas Suwardi. 

Para penyelam akan memberi pakan ke lobster sekali sehari. “Salah satu alasan kami memilih Bangsring karena ekosistem penyelam di sini sudah tersedia,” kata Suwardi.     

Lobster siap diambil dari laut ketika beratnya sudah mencapai standar sekitar 165 gram. Lobster dari Desa Bangsring ini diekspor ke Tiongkok dan Taiwan. Lobster yang dibudidaya adalah lobster pasir dan dan lobster mutiara. Keduanya punya profil rasa yang serupa. 

“Kami kirim ekspor rata-rata perbulan sekitar 100 - 200 kg,” katanya.

Di Kampung Lobster, ditawarkan olahan lobster sedap dengan resep yang istimewa. Bagi penikmat citarasa asli olahan laut, mereka juga menyediakan lobster rebus.“Kami juga ada menu ikan laut, kepiting, kerang, juga cumi. Tidak hanya lobster,” kata Suwardi.    

Bupati Ipuk mengaku sangat mengapresiasi budidaya lobster ini. Menurutnya ini adalah bentuk hilirisasi. Dari budidaya lobster di keramba-keramba bawah laut hingga bisa dinikmati menjadi produk kuliner. Sekaligus ada unsur pemberdayaan warga setempat. 

“Apalagi Kampung Lobster ini melibatkan puluhan warga lokal Bangsring yang menjadi karyawannya. Saya sangat senang karena berdampak positif pada warga lokal,” kata Ipuk. 

“Tolong jaga kebersihan lingkungan sekitar sini, karena laut yang terjaga menjadi habitat yang baik bagi para penghuni laut,” imbuhnya. (humas/kab/bwi)