Kasi Pidsus Kejari Banyuwangi, I Gede Eka Sumahendra didampingi Kasi Intel, Eddy Wijayanto. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi terus mengusut dugaan pemotongan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). Terbaru, Kejari telah menemukan bukti baru, serta memanggil belasan orang untuk diperiksa sebagai saksi.
Namun demikian, penyidik Pidsus Kejari Banyuwangi belum bisa membeberkan dua alat bukti tersebut. Lantaran, penyidik masih terus mengumpulkan bukti lain hingga menemukan titik terang.
"Sementara masih pada tahap penyidikan. Dalam penyidikan ini kita mengumpulkan alat bukti agar perkara ini bisa menemui titik terang," ujar Kajari Banyuwangi, Mohammad Rawi melalui Kasi Pidsus, I Gede Eka Sumahendra, Senin (28/9/2021).
Terhitung sudah 20 hari Kejaksaan menangani perkara ini. Sebanyak 15 orang telah dimintai keterangan. "Kita sudah panggil 15 orang yang menjadi saksi untuk dimintai keterangan," katanya.
Pengumpulan keterangan saksi itu, jelas Gede, juga untuk pengumpulan alat bukti dan barang bukti (BB). Sejauh ini barang bukti yang sudah dikumpulkan, diantaranya dokumen pengajuan termasuk nama-nama yang diajukan, serta bukti transfer.
"Sementara masih terus kita dalami, kita masih mengumpulkan dua alat bukti yang cukup," cetusnya.
Gede berharap ada kerjasama dan dukungan dari masyarakat agar upaya penanganan kasus ini bisa diungkap secepatnya.
"Kita upayakan secepatnya, kita minta dukungan kepada masyarakat khusunya masyarakat penerima bantuan yang telah dipotong. Karena ada beberapa yang sudah kita undang namun tak kunjung meghadiri panggilan," jelasnya.
Salah satu masyarakat penerima aduan, Rudi Hartono Latif mengaku pihaknya sudah banyak bukti yang dikirimkan ke Kejari Banyuwangi. Dia berharap, kasus dugaan pemotongan bantuan langsung tunai (BLT) jenis BPUM ini segera diungkap Kejaksaan.
"Kita mendukung upaya Kejaksaan mengungkap kasus ini. Kami ucapkan terimakasih kepada Kejaksaan yang telah menaikkan tahapan perkara ke tingkat penyidikan," kata Ketua DPC Projo Banyuwangi usai audiensi di Kejari Banyuwangi.
Ketua DPC Projo Banyuwangi, Rudy Hartono Latif. (Foto:
Fattahur)
Rudi mengatakan, pihaknya hanya memberikan informasi terkait temuan dan keluhan para korban. Bahkan, pihaknya juga menemukan adanya lebih banyak korban dan saksi yang dilakukan pemotongan.
"Korban dan saksi, ada banyak, hampir menyeluruh se-Kabupaten Banyuwangi," lontarnya.
Bahkan, Rudi menambahkan, DPC Projo Banyuwangi bersama MPC Pemuda Pancasila Banyuwangi membuka posko pengaduan korban pemotongan bantuan BPUM. Upaya ini dilakukan sebagai wujud kesungguhan dalam mendukung proses penegakan hukum yang dilakukan Kejaksaan.
"Kami membuka tempat aduan untuk
masyarakat dan memotivasi masyarakat yang tau tentang adanya dugaan ini untuk
mendukung APH mengungkap secara jelas," tandasnya. (fat)