Kemacetan Parah di ASDP Ketapang, Sumail Sebut Kejadian Luar BiasaSumail Abdullah Anggota Komisi V DPR RI

Kemacetan Parah di ASDP Ketapang, Sumail Sebut Kejadian Luar Biasa

Anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah menyapa calon penumpang kapal di Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Jalur menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi masih macet parah. Bahkan antrean berbagai jenis kendaraan mengular sejauh sekitar 18 kilometer.

Untuk mengatasi kemacetan kendaraan yang semakin parah dan sudah berlangsung hampir sepekan, anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah berharap semua pihak saling bersinergi.

Hal itu disampaikan Sumail usai melakukan pertemuan dengan stakeholder di lingkungan kerja Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk, Jumat (7/7/2023).

Baca Juga :

Menurut Sumail, harus ada solusi ataupun skema alternatif yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi kemacetan parah ini agar tak terulang kembali kedepannya.

"Untuk jangka pendek kita sudah sarankan stakeholder yang ada disini untuk meminta bantuan kapal yang kira-kira bisa mengangkut dengan jumlah dan kapasitas banyak, sehingga cepat mengurai kemacetan," ujarnya.

Politisi asal Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi ini mendorong adanya penambahan dermaga, kapal baru, dan fasilitas penunjang lainnya, untuk jangka panjangnya.

Pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali ini merupakan yang tersibuk kedua setelah Merak Bakauheni.

"Tentu ini menjadi atensi dan perhatian kita bersama, kita harus saling bahu membahu dari semua stakeholder. Saya yakin dan percaya dalam waktu dekat kemacetan ini bisa terurai," ucapnya.

Anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah rapat bersama dengan stakeholder di lingkungan kerja Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. (Foto: Fattahur)

Kemacetan parah yang terjadi di Pelabuhan Ketapang ini terjadi sejak beberapa hari terakhir pasca Idul Adha. Pergerakan kendaraan yang keluar masuk Bali terus mengalir hingga mengakibatkan penumpukan.

Selain lonjakan kendaraan, kemacetan ini dampak adanya perbaikan dermaga ponton di Pelabuhan Gilimanuk dan cuaca buruk di Selat Bali. Sehingga menghambat waktu sandar dan bongkar muat kapal.

"Saya sampaikan ini kejadian luar biasa sepanjang sejarah. Tapi kordinasi yang dibangun sudah berjalan dengan baik," ucapnya.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, politisi Partai Gerindra ini mendorong adanya kajian terkait usulan pembangunan jembatan Jawa Bali, sebagai alternatif bidang transportasi serta peningkatan sektor ekonomi kedua pulau.

"Karena itu Jembatan Jawa - Bali dirasa mendesak untuk diwujudkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Bali," cetusnya.

Usulan pembangunan jembatan Jawa Bali ini telah disampaikan Sumail dalam rapat strategis di Senayan. Hasilnya, kata Sumail, nanti lebih dulu akan dilakukan kajian dan analisa secara bersama-sama.

"Saya kira pemerintah tidak ada soal kaitan dengan anggaran bisa nanti melalui APBN, atau bisa juga lewat kerjasama pemerinah dengan badan usaha," kata dia.

Sumail juga mendorong Pelabuhan Jangkar di Kabupaten Situbondo ikut membantu mengakut kendaraan ke Gilimanuk untuk mengurai kemacetan. (fat)