Kembangkan Kacang Desa Olehsari, FIB UI Beri Pelatihan Desain Kemasan ProdukUniversitas Indonesia

Kembangkan Kacang Desa Olehsari, FIB UI Beri Pelatihan Desain Kemasan Produk

Para pengabdi FIB UI tunjukkan hasil pelatihan dengan didamping Kepala Desa Olehsari beserta masyarakat desa. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Setelah sebelumnya memaparkan diversifikasi dan pemasaran produk kacang unting, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) beri pelatihan desain kemasan produk kacang di Kantor Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Sabtu (4/12/2021) kemarin siang.

Dalam kegiatan Pegabdian Masyarakat (Pengmas) tersebut, hadir sejumlah perwakilan Petani, Karang Taruna, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Desa Olehsari yang tampak antusias melakukan praktek pembuatan desain hingga kemasan produk kacang.

"Kegiatan kali ini kita lebih mengenalkan bagaimana desain dan kemasan produk yang menarik. Kami membawa berbagai sample produk kacang, baik itu dari dalam maupun luar negeri," ungkap Dr. Fillia S.S M.Hum salah satu anggota pengabdi FIB UI.

Baca Juga :

Dengan terkenalnya Kacang Unting alias kacang rebus untai di Desa Olehsari yang didistribusikan hingga ke pulau Bali, membuat para pengabdi dari FIB UI berminat untuk melakukan kegiatan pendampingan.

Melalui skema Pengmas yang diberikan oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI, program bina desa ini dilaksanakan oleh Dr. Rahadjeng Pulungsari S.S, M.Hum sebagai pengusul.

Sedangkan sebagai anggota pengabdi, Dr. Filia S.S M.Si, Didit Dwi Subagio M.Hum, dan Fajar Muhammad Nugraha M.Si yang sekaligus hadir secara langsung.


Dr. Filia S.S M.Hum saat memberi paparan tentang desain dan kemasan produk. (Foto: Firman)

Dr. Filia S.S M.Si mengatakan, masyarakat di Desa Olesari sudah dapat membuat berbagai produk kacang yang baik. Tentu itu harus diimbangi dengan desain dan kemasan menarik layaknya brand-brand besar atau oleh-oleh masa kini.

"Di sini kami membawa kemasan produk yang diimpor dari Jepang. Dari sini kita dapat mempelajari bagaimana kemasan yang bagus dan sesuai dengan produk di dalamnya. Mulai dari kemasan kecil, sedang, hingga besar," ungkap Filia.

Masih kata Filia, dirinya berharap agar berbagai produk kacang dari Desa Olehsari dapat dikembangkan dan diaplikasikan ke kemasan yang menarik.

"Dengan kemasan yang bagus, tentu dapat menarik perhatian pembeli. Saran saya, untuk kacang unting yang diuntai secara tradisional itu harus ada cap atau brand dari Desa Olehsari supaya lebih dikenal luas," harapnya.

Sementara itu, Joko Mukhlis, Kepala Desa Olehsari mengucapkan banyak terimakasih kepada para pengabdi FIB UI yang jauh-jauh dari Jakarta untuk datang ke Desa Olehsari.

Dengan ketertarikan pihak UI untuk memperdayakan kacang di Desa Olehsari, ia berharap agar masyarakat desa yang dilatih dapat benar-benar serius mengaplikasikan pelatihan secara nyata.

"Sebagai bukti keseriusan dalam menggembangkan produk kacang, ke depan kami akan kirimkan produk kacang yang sudah dikemas dengan baik dan benar kepada pihak UI," tegasnya.

Joko menambahkan, setelah pelatihan ini pihaknya akan membuat sejumlah produk beserta kemasan seperti yang diharapkan dalam pelatihan.

"Nanti ketika sejumlah produk kacang dari kami sudah sampai ke Jakarta, kami berharap agar pihak UI dapat mengkoreksi. Supaya kita tahu, apakah desain dan kemasan produk dari kami sudah menarik atau belum," tutupnya. (man)