Kenaikan Harga BBM, Ojol dan Nelayan Banyuwangi MenderitaKenaikan BBM

Kenaikan Harga BBM, Ojol dan Nelayan Banyuwangi Menderita

Perahu diaprkir rapi karena nelayan enggan melaut sejak harga BBM naik. (Foto: Fattahur/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id - Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM itu dikeluhkan berbagai kalangan, khususnya dirasakan masyarakat menengah kebawah. Mau tidak mau, mereka harus mengatur lagi keuangannya.

Agus Rian (32), seorang pengemudi ojek online (Ojol) asal Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi ini misalnya. Pria ini sedih sejak BBM Pertalite yang biasa dia beli untuk mengisi tangki motornya itu kini harganya naik.

"Seharian jalan nggak cukup seliter, belum lagi kalau pas sepi pelanggan. Karena kalau dihitung-hitung, anggaran untuk beli bensin sudah sangat tinggi sebelum naik. Apalagi sekarang BBM makin mahal. Ya terpaksa harus belajar hemat, ngurangin jajan dan nongkrong," kata Rian, Sabtu (10/9/2022) kemarin.

Baca Juga :

Hal senada juga diungkapkan Mansur, nelayan di Banyuwangi ini mengaku enggan melaut dan hanya bisa pasrah. Melaut ditengah mahalnya BBM bagi Mansur sama halnya seperti pepatah Besar Pasak daripada Tiang.

"Lebih besar operasionalnya daripada penghasilannya. Makanya saya tidak melaut," ujar Mansyur, Minggu (11/9/2022).

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Banyuwangi, Hasan Basri menyampaikan dalam beberapa dekade terakhir ini pendapatan dan tangkapan nelayan dari hasil melaut menentu.

Meski telah menempuh jarak bermil-mil untuk mendapatkan ikan, nelayan terkadang pulang dengan tangan kosong. 

"Untuk sekarang ini sekali berangkat perahu 5 ribu GT kebawah itu butuh 45 liter. Dulu 1 mil sudah dapat ikan saat ini lebih sulit dan harus menempuh jarak yang lebih jauh,” keluhnya.

“Kadang nggak dapat, sekalipun dapat ikan dijual cuma laku paling Rp 500 ribu. Itu belum dipotong solar dan biaya untuk makan dan lain-lain. Hasilnya sangat tipis," keluhnya,” imbuhnya.

Oleh sebab itu ditengah kondisi kenestapaan yang dialami nelayan, kebijakan pemerintah menaikkan BBM bagi Hasan hanya akan menambah deretan penderitaan nelayan.

"Naik seribu rupiah saja sudah terasa bagi nelayan. Sekarang hampir dua ribu kenaikkannya, ini menyengsarakan," lontarnya.

Beberapa waktu lalu, pemerintah resmi mengumumkan tarif baru Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.

Harga Pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 naik menjadi Rp 10.000/liter. Kemudian harga Solar subsidi naik dari Rp 5.150 jadi Rp 6.800/liter. Pertamax dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500/liter. (fat)