Dua celengan berbahan koran bekas menyerupai karakter kartun maupun superhero, hasil karya warga binaan Lapas Banyuwangi. (Foto: Istimewa).
KabarBanyuwangi.co.id - Berada di dalam penjara tidak membuat kreativitas warga binaan menjadi terhalang. Warga binaan di Lapas Banyuwangi mengisi waktu luang dengan membuat berbagai kerajinan bernilai ekonomis.
Warga binaan menyulap koran bekas menjadi sebuah karya berupa celengan. Kreasi celengan dibuat dengan berbagai bentuk mulai dari karakter animasi hingga super hero.
Untuk membuat kerajinan celengan dari limbah kertas ini
dimulai dari mengumpulkan koran bekas yang terpakai. Kemudian koran
dipotong-potong dan dilinting kecil menyerupai lidi.
Setelah proses itu selesai, lintingan koran yang sudah
direkatkan dengan lem itu dibentuk sesuai keinginan. Celengan yang sudah
terbentuk kemudian dicat hingga menyerupai karakter kartun maupun superhero.
“Kami terus berupaya untuk mengasah dan mengembangkan
kreatifitas dari warga binaan, sehingga mereka dapat menjalani masa pidana
dengan produktif,” ujar Kalapas Banyuwangi Wahyu Indarto, Rabu (25/1/2023).
Menurut Wahyu, pembuatan celengan tersebut membutuhkan
keahlian khusus serta ketelitian dari warga binaan, terutama pada detail
karakter yang akan digunakan.
“Untuk membuat celengan yang sama persis dengan gambar
aslinya tentu butuh keahlian khusus dan ketelitian," katanya.
Kendati demikian, keahlian tersebut bisa dimiliki oleh
setiap warga binaan jika terus diasah dan dipelajari.
“Karenanya kami berikan kesempatan kepada warga binaan
kami untuk turut belajar membuat celengan dari koran bekas ini,” ucapnya.
Warga
binaan Lapas Banyuwangi membuat kerajinan celengan berbahan korban bekas. (Foto:
Istimewa)
Kerajinan celengan yang sudah jadi, kata Wahyu,
dipasarkan melalui galeri hasil kerajinan warga binaan yang berada di depan
Lapas Banyuwangi, dan dipamerkan kepada tamu Lapas.
“Hasil karya warga binaan tersebut kami jual laris manis dengan
kisaran harga 30-50 ribu, tergantung dari bentuk dan ukuran celengan,” urainya.
Para napi yang turut memproduksi celengan tersebut selain
mendapatkan ilmu, juga mendapatkan premi dari hasil penjualan sebagai bentuk
apresiasi dan motifasi untuk terus meningkatkan kreatifitasnya.
Program pembinaan yang diberikan itu diharapkan dapat
menjadi sarana untuk merubah perilaku para napi menjadi lebih baik.
“Kami berharap ilmu dan keahlian positif yang didapat
saat menjalani pidana dapat mereka terapkan ketika bebas nanti, terlebih lagi
dapat mereka kembangkan untuk mencari nafkah,” pungkasnya. (fat)