Salah satu peserta Lomba Patrol Tahun 2019, Group Mbah Gandrung Singojuruh. (Foto: Dok. Esingojuruh)
KabarBanyuwangi.co.id - Setelah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten tidak menggelar Lomba Patrol selama dua tahun, akibat Pandemo Covid-19, kali ini diambil alih oleh Waroeng Kemarang bekerjasama dengan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) dan sejumlah lembaga Kesenian di Banyuwangi.
“Musisi dan penggemar Musik Patrol tidak perlu kecewa, karena Lomba Patrol masih bisa disaksikan di Waroeng Kemarang setiap hari Sabtu dan Minggu selama bulan Ramadhan. Pesertanya dari sejumlah Group di Banyuwangi, sebelumnya juga menjadi peserta Lomba Patrol yang digelar Disbudpar Banyuwangi,” ujar Wowok Meriyanto Owner Waroeng Kemarang kepada KabarBanyuwangi.co.id, Sabtu (17/4/2021).
Patrol dulunya berasal dari nama musik Thethek, total
menggunakan alat yang terbuat dari Bambu, dimainkan malam hari di bulan Puasa
untuk hiburan dan membangunkan orang bersantap sahur.
Nama-nama alat musik patrol antara lain Penthongan,
Bumbung, Titir, Theruthuk dan lainya yg semuanya dari bambu. Tabuhan musik
Patrol biasanya diikuti oleh lebih dari dua orang sampai 10 orang.
Keterangan Gambar : Panitia
Lomba Patrol sedang rapat di Waroeng Kemarang. (Foto: Istimewa)
Sekitar tahun 1970-an era Orde Baru, musik Patrol digunakan
dalam lomba Sistem Keamanan Lingkungan atau SISKAMLING. Sejak itulah mayoritas warga Banyuwangi terus
melestarikan musik perkusi bambu, sebagai hiburan dan membangunkan sahur dengan
memberi nama PATROL.
“Pada 1999, Bupati Samsul Hadi menyelenggarakan Lomba Musik
Patrol dan dikembalikan pada asal usulnya, sebagai Musik Penggugah Sahur setiap
bulan Ramadan, dengan aturan dan peraturan sesuai hasil keputusan panitia lomba,”
tambah Wowok.
Pada saat Lomba Patrol awal-awalnya, peserta keliling kota
Banyuwangi setelah sholat tarawih. Para juri berdiri di sepanjang jalan yang
dilalui peser lomba, tampa diketahui keberadaannya oleh peserta.
“Pada tahun 2021 ini, Waroeng Kemarang mengadakan lomba
patrol dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tujuannya, untuk mewadahi
serta membangkitkan kembali semangat warga Banyuwangi dalam melestarikan Budaya
kesenian Patrol warisan leluhur,” tegas Wowok.
Dalam pelaksanaannya, Waroeng Kemarang Bekerjasama dengan
berbagai elemen masyarakat serta pemerintah Banyuwangi yang diwakili.
Disbudpar, DKB, Komunitas Pelestari Adat dan Tradisi (KOPAT), Gesah Boso Osing
Tulen (GBOT), dan RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia).
Keterangan Gambar : Jadwal
Lomba Patrol Tahun 2021. (Foto: Istimewa)
Acara Lomba Patrol 2021 yang akan di selenggarakan di area
Waroeng Kemarang, diikuti 13 group peserta dari berbagai wilayah di Banyuwangi.
Setelah tampil di Panggung Omprok selama 10 menit, perserta diberi kesempatan
keliling di area Warung Kemarang.
Babak Penyisihan akan dilaksanakan pada dua akhir pekan,
yaitu tanggal 24-25 April 2021 dan 1-2 Mei 2021. Sedangkan
Babak Final yang akan menampilkan 5 group peserta terbaik pada tanggal 8 Mei
2021.
“Dewan juri yang dipilih adalah terdiri dari para praktisi
patrol, paktisi musik dan perkusi. Seniman praktisi lulusan akademisi kesenian
dan karawitan, pemerhati seni dan budayawan, serta artis papan atas Banyuwangi
Catur Arum,” pungkas Wowok (sen)