Makki-Michael atau Sumail-Munib Menguat, Power Sang Petahana Terancam KeroposPilkada Banyuwangi 2024

Makki-Michael atau Sumail-Munib Menguat, Power Sang Petahana Terancam Keropos

Ilustrasi bakal calon kepala daerah. (Foto: KabarBanyuwangi.co.id)

KabarBanyuwangi.co.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tahapan pemilihan kepala daerah serentak se -Indonesia akan digelar tanggal 27 November tahun ini. Pendaftaran pasangan calon (paslon) sesuai jadwal dilaksanakan tanggal 27-29 Agustus mendatang. Meski demikian, hingga saat ini, belum ada kepastian siapa yang bakal tampil bersaing memperebutkan posisi bupati dan wakil bupati Banyuwangi periode 2024-2029.

Semua tokoh yang berseliweran di berbagai media sosial pun belum tentu bakal maju sebagai kandidat. Sampai saat ini, tidak ada satupun paslon yang memegang rekomendasi dari pengurus pusat partai politik. Sekalipun itu sang petahana, Ipuk Fiestiandani juga belum jelas. Istri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas ini juga belum diketahui siapa calon wakilnya.

Jika dicermati, sang incumbent diprediksi tidak lagi satu paket dengan H.Sugirah, wakilnya saat ini. Mengingat, H. Sugirah malah bermanuver maju sebagai calon bupati. Bahkan, tokoh asal Seneporejo, Kecamatan Siliragung itu keluar dari PDIP.

Baca Juga :

H. Sugirah terbukti siap melawan bupatinya sendiri pada momentum Pilkada tahun ini. Meskipun, kans dia mendapatkan rekomendasi dari parpol juga belum pasti. Kendati demikian, gerakan mantan anggota DPRD Banyuwangi itu pun patut diwaspadai.

Lantaran dia juga memiliki gerbong yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Jika dia mampu berkolaborasi dengan deretan tokoh lain, maka peluang memenangkan laga bisa terealisasi.

Seperti diketahui, selain H. Sugirah, total ada 8 tokoh yang tampak berjuang melakukan perlawanan terhadap dominasi pemerintahan saat ini. Sebut saja, Ali Ruchi. Seorang birokrat ini nekat maju sebagai calon bupati.

Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Banyuwangi ini total menyuarakan semangat perubahan untuk Banyuwangi lebih baik. Bahkan, tokoh satu ini sudah tampak melawan sejak pilkada 2020.

Nama lain yang memiliki visi untuk perubahan adalah Sumail Abdullah. Anggota DPR RI yang terpilih tiga periode ini ikut meramaikan pesta demokrasi di Pilkada. Ketua DPC Partai Gerindra ini tampaknya tidak sejalan dengan ritme pemerintahan yang dipimpin oleh Ipuk Fiestiandani. Maka, pria asal Wongsorejo ini digadang-gadang maju sebagai jago pada pilkada tahun ini.

KH. Ali Makki Zaini adalah tokoh yang jelas melakukan perlawanan. Mantan ketua PCNU itu kini maju sebagai kandidat bupati dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Rekam jejaknya sangat jelas, perbedaan pandangan politiknya dia dengan Ipuk Fiestiandani sudah terlihat sejak Pilkada tahun 2020 lalu. Saat itu, Gus Makki, sapaan akrabnya, terang-terangan berada di barisan Yusuf Widyamoko-KH. Riza Azizy.

Nama lain yang kini berjuang melawan pemerintahan saat ini adalah KH. Ahmad Munib Syafaat. Seorang akademisi dan politisi, Gus Munib, panggilannya mengusung semangat regenerasi untuk kesejahteraan rakyat Banyuwangi. Salah satu pengasuh pesantren Darussalam Blokagung ini punya basis massa yang besar dan militan.

Ketua DPC Partai Demokrat, Michael Edy Hariyanto juga termasuk yang frontal melakukan perlawanan terhadap periode kepemimpinan Ipuk Fiestiandani. Wakil ketua DPRD Banyuwangi ini memiliki sepak-terjang yang mentereng, baik saat menjadi wakil rakyat maupun sebagai ketua parpol.

Abdul Kadir, tokoh lain yang getol melakukan gerakan bawah tanah melawan penguasa saat ini. Sebagai mantan birokrat, dia paham betul skema pemerintahan yang dilakukan semasa periode Abdullah Azwar Anas kemudian dilanjutkan bupati saat ini. Abdul Kadir memiliki pengalaman di birokrasi yang cukup panjang. Apalagi dia pernah menjabat sebagai wakil bupati periode 2000-2005.

Yusuf Widyatmoko yang tetap menjadi bagian perjuangan melawan bupati saat ini. Sebab, dia setia mendampingi Abdullah Azwar Anas ketika menjabat sebagai bupati. Harapannya pada periode ketiga dia didukung total oleh Abdullah Azwar Anas. Tetapi, Yusuf Widyatmoko ditinggal dan Abdullah Azwar Anas menjagokan istrinya pada pilkada periode lalu. Tragisnya lagi, Yusuf akhirnya kalah dalam persaingan politik yang sengit itu.

Tokoh lain yang maju sebagai calon bupati adalah Ratna Ani Lestari. Mantan bupati Banyuwangi periode 2005-2010 itu kini maju sebagai calon bupati. Dia memiliki pengalaman satu periode memimpin Banyuwangi dan setelah lama menghilang, kini tokoh perempuan itu maju sebagai kandidat.

Dari sekian tokoh ini, belum ada satupun yang mendapatkan rekomendasi dalam bentuk paket pasangan calon. Jika kemudian, deretan tokoh perlawanan ini bersatu, kans memenangkan laga melawan petahana semakin terbuka.

Misalnya, rekomendasi parpol yang diusung muncul paket Gus Makki-Michael dengan gerbong PKB dan Partai Demokrat. Maka, tujuh tokoh lain dituntut bisa bersatu dan bergabung di dalamnya. Sebab, ini menjadi kekuatan kunci untuk mengalahkan petahana.

Bisa juga Sumail-Gus Munib dengan paket Partai Gerindra dan PKB kemudian didukung oleh Partai Demokrat. Ini juga memiliki potensi memenangi Pilkada. Apalagi, paslon ini didukung total oleh para tokoh perlawanan.

Sang petahana tentu tidak tinggal diam. Bagaimanapun caranya, dari sekian tokoh ini harus masuk dan digaet untuk bergabung untuk menambah kekuatan. Jika ditinggal, kekuatan terancam semakin keropos dan bisa bahaya. Sebab, di arena politik, yang tidak mungkin bisa terjadi, sebaliknya yang mungkin malah tidak mungkin.

Misalnya, tiba-tiba, atas perintah partai di level pusat, kader-kader partai, seperti Gus Makki, Gus Munib, Sumail Abdullah, dan Michael Edy Hariyanto ditunjuk oleh pengurus pusat untuk bergabung dan bersatu bersama Ipuk Fiestiandani demi misi kepentingan Banyuwangi.

Dengan demikian, praktis hanya menyisakan empat tokoh yang melawan, yaitu H Sugirah, Ratna Ani Lestari, Abdul Kadir dan Ali Ruchi yang akan menjadi lawan petahana. 

(Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)