Melihat Lebih Dekat Tadarus dengan Al Quran Raksasa di MAB BanyuwangiMAB Banyuwangi

Melihat Lebih Dekat Tadarus dengan Al Quran Raksasa di MAB Banyuwangi

Jamaah tadarus Al Quran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Ada yang berbeda di Masjid Agung Baiturrahman (MAB), Banyuwangi, setiap bulan Ramadhan. Jika di Masjid lain tadarus atau baca Al Quran normal, namun tidak demikian di Masjid kebanggaan masyarakat Banyuwangi tersebut.

Para jamaah tadarus membaca Al Quran berukuran jumbo atau yang terkenal dengan sebutan Al Quran raksasa. Seperti kitab suci pada umumnya, Al Quran raksasa yang ditulis tangan oleh Abdul Karim pada tahun 2010 lalu itu, terdiri dari 114 surat, 30 juz dan 6236 ayat.

“Sekilas sejarah dari Al Quran raksasa ini diserahkan kepada Masjid Agung Baiturrahman tahun 2010, oleh Abdul Karim, warga Desa/ Kecamatan, Genteng, Banyuwangi,” kata Achmad Rifa`i, Koordinator Tadarus, Kamis (7/4/2022).

Baca Juga :

Al Qur'an yang tingginya melebihi orang dewasa diklaim terbesar se-Indonesia memiliki panjang dan lebar 2 x 1,5 meter, dengan bobot mencapai empat kwintal. 

Sang penulis membutuhkan waktu sekitar 6 bulan, menghabiskan 32 dus spidol, 40 dus tinta, dan kertas khusus yang didatangkan dari luar negeri, yaitu Jepang.

Dua jamaah membuka lembaran Al Quran raksasa. (Foto: Firman) 

Selama tadarus, Al Quran raksasa selalu dibaca oleh enam jamaah secara bergantian. Lantaran ukurannya yang super besar, membuka lembaran demi lembaran dibutuhkan dua jamaah untuk membuka halaman berikutnya.

“Dengan adanya Al Quran raksasa ini setiap tahunnya kita laksanakan tadarus Al Quran raksasa yang diikuti enam peserat Qori,” tambah Achmad Rifa`i.  

Setiap malam selama bulan Ramadhan, enam jamaah menyelesaikan bacaan Al Quran sebanyak tiga juz. Karena ukurannya tidak seperti Al Quran pada umumnya, jamaah yang membaca harus bisa menyesuaikan diri.

Selain ukurannya super jumbo, ada hal lain yang membuat Al Quran berbeda, tanda akhir ayat pada setiap surat selalu berada di pojok halaman. Hal tersebut selain sebagai tanda bacaan sudah memasuki halaman berikutnya, juga untuk mempermudah jamaah yang membaca.

“Al Quran raksasa ini hanya dibuka satu tahun sekali saat bulan Ramadhan dan ketika ada pengunjung yang ingin tahu keberkahan dari Al Quran raksasa,” pungkas Achmad Rifa`i.


Salah seorang jamaah membaca Al Quran raksasa. (Foto: Firman)

Sementara itu, bagi jamaah yang belum terbiasa membaca Al Quran raksasa, harus menyesuaikan diri. Namun, bagi yang sudah terbiasa terasa lebih mudah, karena ukuran huruf juga lebih besar. 

“Ya ada sedikit kesulitan, karena jarak besarnya Al-Quran yang kita baca di Masjid Agung Baiturrahman ini, sehingga kadang ada yang terlewat kita baca per ayatnya itu,” kata Achmad Nabil salah satu Qori.

“Kalau perbedaan dengan Al Quran kecil mungkin nggak ada perbedaannya dengan yang kita baca ini. Saya sudah sepuluh tahun ini memabaca Al Quran raksasa,” imbuh Nabil.

Selain dibaca khusus pada saat bulan Ramadhan, Al Quran raksasa juga dibaca saat hari besar Islam dan juga dijadikan wisata religius bagi wisatawan yang ingin melihat secara langsung Al Quran yang tersimpan rapi di musium MAB. (man)