(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Digelar rutin sejak 2014, Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi) menjadi event yang dinanti para wisatawan.
Ribuan orang memadati perayaan tradisi ngopi warga Using Banyuwangi, digelar di sepanjang jalan utama Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Rabu (6/11/2025) malam.
Warga desa yang sebagian besar
warga Using Banyuwangi ini memiliki tradisi Ngopai (ngopi-minum kopi). Kopi
bisa dibilang suguhan wajib kepada tamu saat berkunjung ke rumah warga
Kemiren.
Deretan rumah warga di desa adat
disulap menjadi warung kopi dadakan. Di teras-teras rumah yang diubah menjadi
area lesehan dan meja-meja, warga menyuguhkan kopi dalam cangkir-cangkir yang
diwariskan secara turun-temurun.
Para pengunjung disambut dengan
beragam pilihan kopi, mulai dari arabika dan robusta hingga house blend khas
racikan warga. Tak hanya kopi, aneka jajanan tradisional juga menemani momen
kebersamaan ini.
Vibes yang dihadirkan festival
tersebut, menjadikan festival ngopi ini menjadi ajang ngumpul bareng bersama
kawan lama.
Merantau di Palangkaraya, Putra
Pengayoman mengaku dirinya bersama kawan lama diundang warga asli Kemiren,
Suroso yang dulu pernah menjadi induk semang (orang tua asuh) sewaktu sekolah.
"Selalu senang kembali ke
Festival Ngopi. Alhamdulillah, kami sengaja buat acara temu kangen bareng teman
sekolah dan berkunjung ke rumah pak Osok, Kami bercengkrama dan ngobrol banyak
sambil mengenang masa lalu," ujar Ayom.
Suroso mengatakan budaya
masyarakat Using adalah memuliakan tamu. Ia menganggap siapa saja yang datang
bertamu seperti keluarganya sendiri.
"Masih punya kontak dan
turut senang bisa ngobrol lagi sama anak-anak. Semoga semuanya sukses,"
harap Osok, panggilannya.
Hal yang sama juga dirasakan
pengunjung asal Jerman, Malte dan Kathi. Mereka bertemu di Indonesia setelah
beberapa tahun tak bertemu.
"Mampir ke Banyuwangi bareng
sahabat lama dan ada event minum kopi ini mengingatkan saya dengan tradisi yang
sama di Jerman. Kita minum bersama dengan kawan layaknya saudara. Ini kopinya
sangat enak," tutur Malte.
Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah
mengatakan tradisi yang menjadi bagian dari Banyuwangi Festival ini lebih dari
sekadar acara minum kopi bersama, melainkan ajang unjuk nilai luhur masyarakat
Using.
"Ngopi Sepuluh Ewu merupakan
sebuah pertunjukan budaya yang menggambarkan keramahan dan kemurahan hati
masyarakat Using, sekaligus mempererat rasa persaudaraan antar warga,"
kata Sugirah.
Sementara itu, Kepala Desa
Kemiren Muhamad Arifin, Ngopi Sepuluh Ewu ini digelar bersama dengan perayaan
Hari Jadi Desa Kemiren pada tanggal 5 November.
"Kami sengaja mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan datang ke perayaan Desa Kemiren untuk merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi." jelas Arifin. (humas/kab/bwi)