(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Kabupaten Banyuwangi menjadi daerah
pemasok buah naga terbesar di Indonesia. Dengan panen sepanjang tahun,
Banyuwangi menghasilkan 82.544 ton dalam setahun. Untuk kian mendorong produksi
buah naga, Banyuwangi menggelar Festival Buah Naga, di Desa Bulurejo, Kecamatan
Purwoharjo, Jumat (18/2/2022) malam.
Festival ini digelar di tengah perkebunan buah naga bersama
kelompok Petani Buah Naga Banyuwangi (Panaba). Selain memperkenalkan berbagai
produk dari buah naga, juga disuguhkan aksi penari gandrung tampil dengan latar
belakang lampu-lampu penerangan yang digunakan untuk meningkatkan produksi buah
naga.
Lampu-lampu tersebut merupakan inovasi Puting Si Naga
(Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga), penggunaan lampu di kebun
buah naga pada malam hari untuk merangsang pembungaan, sehingga menghasilkan
peningkatan produktivitas buah naga. Puting Si Naga terpilih dalam Top 45
Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) Tingkat Nasional.
"Festival Buah Naga ini untuk mengapresisasi para
petani Banyuwangi yang selalu melakukan inovasi di sektor pertanian. Ditambah
lagi seiring telah dicanangkannya Banyuwangi Rebound, Festival Buah Naga bisa
menjadi momentum kebangkitan sektor pertanian," kata Bupati Banyuwangi,
Ipuk Fiestiandani.
Ipuk mengapresiasi para petani buah naga yang terus
melakukan inovasi. Mulai bagaimana meningkatkan produktivitas hingga mengajak
warga setempat membuat olahan pangan berbahan baku buah naga.
"Ini adalah wadah kreasi dan inovasi produk pertanian unggulan Banyuwangi. Selain unsur edukasi, festival ini juga diharapkan menjadi instrument eksplorasi potensi pertanian lokal dengan kualitas global," tambah Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Buah naga sebenarnya merupakan tanaman hortikultura yang
bersifat jangka panjang, seperti tanaman jeruk dan jambu. Produksi buah naga
mencapai puncak pada musim panen bulan Nopember – Maret dan selebihnya tidak
berbuah (off-season).
Pada puncak panen raya buah naga, sering kali terjadi over
produksi yang menyebabkan harga buah naga di tingkat petani menjadi anjlok.
Sementara pada kondisi off-season harga jual buah naga meningkat hingga 2–3
kali lipat dari harga normal akibat ketidakseimbangan antara ketersediaan
produk yang rendah dengan permintaan pasar yang tinggi.
Kondisi ini yang melatarbelakangi terciptanya beberapa
perlakuan terhadap buah naga, selain penerapan Good Agriculture Practices (GAP)
juga diterapkan Puting Si Naga, sehingga buah naga Banyuwangi saat ini tidak
mengenal off season.
Dengan memberikan pencahayaan lampu di malam hari (pukul
18.00 – 05.00), terbukti mampu merangsang buah naga untuk berbunga, sehingga
buah naga bisa panen sepanjang tahun. Melalui inovasi ini buah naga mampu
berproduksi hingga rata-rata 35 ton/hektar setahun.
Kondisi ini turut meningkatkan pendapatan petani buah naga
melalui peningkatan hasil panen dan volume penjualan. Dibandingkan dengan
sebelum menggunakan lampu, pendapatan petani buah naga meningkat sekitar Rp.260
juta per hektar dalam setahun dengan asumsi harga buah naga rata-rata Rp.
10.000/kg.
Luas areal pertanaman buah naga di kabupaten Banyuwangi sebesar 3.786 hektar dengan produksi mencapai 82.544 ton per tahun, sehingga dikenal sebagai penghasil buah naga terbesar di Indonesia.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Ditambahkan Plt Kadis Pertanian dan Pangan Banyuwangi, M
Khoiri, buah naga berkembang dengan pesat terutama di kawasan Banyuwangi bagian
selatan yang meliputi wilayah kecamatan Purwoharjo, Tegaldlimo, Pesanggaran,
Siliragung, Cluring, Srono, Bangorejo dan Sempu. Petani buah naga pada awalnya
merupakan petani tanaman pangan yang beralih komoditas dalam perkembangannya.
"Dengan besarnya potensi buah naga, juga mampu
meningkatkan potensi lapangan pekerjaan melalui ekspansi kebun buah naga hingga
berbagai produk turunan buah naga," jelas Khoiri.
Dari buah naga muncul berbagai olahan buah naga seperti
dodol buah naga, sirup buah naga, keripik buah naga, rengginang buah naga, mie
buah naga dan selai buah naga yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
ekononomi.
Dengan panen buah naga sepanjang tahun, Banyuwangi mampu
memenuhi permintaan pasar dengan harga yang lebih menguntungkan sehingga
pendapatan dan kesejahteraan petani buah naga semakin meningkat.
"Peningkatan produksi buah naga sangat signifikan. Produksi
buah naga tahun 2020 sebesar 82.544 ton meningkat dibandingkan tahun 2019
sebesar 19.068 ton. Keberhasilan ini semakin memantapkan posisi Kabupaten
Banyuwangi sebagai pemasok buah naga di skala regional dan nasional, bahkan
internasional," kata Khoiri. (Humas/kab/bwi)