Severity: Notice
Message: Undefined index: HTTP_USER_AGENT
Filename: libraries/Mylibrary.php
Line Number: 147
Backtrace:
File: /home/kabarbanyuwangi/htdocs/kabarbanyuwangi.co.id/application/libraries/Mylibrary.php
Line: 147
Function: _error_handler
File: /home/kabarbanyuwangi/htdocs/kabarbanyuwangi.co.id/application/controllers/News.php
Line: 18
Function: __construct
File: /home/kabarbanyuwangi/htdocs/kabarbanyuwangi.co.id/index.php
Line: 294
Function: require_once
(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengapresiasi program pengembangan regenerasi petani muda di Kabupaten Banyuwangi. Menko yang akrab disapa Zulhas itu meminta agar Banyuwangi menularkan program tersebut ke daerah-daerah lain.
"Saya apresiasi program ini dan kami minta kepada Ibu Bupati agar ilmunya di-share kepada yang lain agar petani-petani muda tumbuh di banyak daerah," ujar Zulhas, saat berdialog bersama para kelompok tani di Desa Gumuk, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Senin (3/2/2025).
Kabupaten Banyuwangi memang
memiliki banyak program yang mendukung munculnya petani-petani usia muda. Salah
satunya, program Jagoan Tani. Dalam program itu, pemkab mendampingi para
muda-mudi untuk berwirausaha di sektor pertanian.
Digagas sejak 2021, Jagoan Tani
telah menelurkan ratusan petani milenial daerah. Mereka eksis mulai dari sisi
hulu hingga hilir pertanian. Mulai dari terjun langsung menanam hingga
memasarkan produk olahan.
Menurut Zulhas, petani muda
dibutuhkan untuk melanjutkan sektor pertanian. Apalagi, pertanian menjadi salah
satu prioritas pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
Hubungan antara petani senior dan
junior dianggap penting untuk saling berbagi ilmu. Petani muda memiliki banyak
kelebihan. Salah satunya, mereka cakap memanfaatkan teknologi.
"Ada yang nanamnya pakai
mesin, memupuknya pakai drone, marketingnya pakai platform digital. Itu yang
petani lama-lama tidak bisa. Itu yang perlu ditularkan," sambung dia.
"Ini sudah dikembangkan di
Banyuwangi, mudah-mudahanan nanti bisa ditransfer ke daerah-daerah lain,"
imbuh Menko.
Di Banyuwangi telah berdiri
Koperasi Petani Milenial Banyuwangi yang sebagian besar anggotanya merupakan
alumnus program Jagoan Tani Banyuwangi.
Ahmad Maulana, Ketua Koperasi
Petani Milenial “Jenggirat Tangi Banyuwangi Nusantara” mengaku Pemkab
Banyuwangi terus mendukung para anak muda yang memiliki passion di bidang
pertanian, lewat program Jagoan Tani.
“Koperasi ini kami bentuk
berfokus untuk mendukung pemasaran produk-produk bidang pertanian yang
dihasilkan oleh rekan-rekan alumni Jagoan Tani. Kami membantu pemasaran baik
secara online maupun offline. Saat ini anggota kami berjumlah 170 orang dan
usianya rata-rata dibawah 40 tahun” kata Ahmad Maulana
Sejumlah produk pertanian alumni
anggota Jagoan Tani yang dipasarkan di antaranya susu, jamur, cabai dan buah
naga. Juga ada produk olahan seperti sale buah naga, kripik buah naga dan sale
pisang.
Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat kepada Banyuwangi.
"Bagi Banyuwangi sektor pertanian menjadi salah satu perhatian dan perlu dipikirkan regenerasinya. Salah satunya program pertanian untuk anak-anak muda, karena kami sadar mereka adalah tulang punggung pangan ke depan. Selain itu, pertanian juga termasuk penggerak utama ekonomi daerah," kata Ipuk. (humas/kab/bwi)