Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Pelaku Ekraf di Banyuwangi Jadi Lokomotif Penggerak PerekonomianMenparekraf RI

Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Pelaku Ekraf di Banyuwangi Jadi Lokomotif Penggerak Perekonomian

Menteri Pariwisata dan Ekononi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengisi Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (18/9/2021).

Selain berkunjung ke desa wisata, Sandiaga Uno juga mengisi workshop pengembangan potensi Ekonomi Kreatif melalui program Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia.

Workshop kepada pelaku ekonomi kreatif itu menjadi salah satu upaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengembangkan sektor wisata dari segala bidang dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga :

Menurutnya, Banyuwangi selain terkenal dengan wisata alamnya juga kulinernya. Banyak makanan khas Banyuwangi yang tak  kalah menarik untuk dinikmati sembari mengunjungi alamnya yang indah.

"Ada beragam kuliner khas yang unik dan wajib dicoba saat ke Banyuwangi," ujarnya saat mengisi workshop di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi.


Menparekraf, Sandiaga Uno melihat hasil produk pelaku ekonomi kreatif khas Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

Sandiaga Uno mengaku terkesan dengan kuliner khas Banyuwangi bisa dijumpai di tiap sudut. Sejumlah tempat wisata kuliner Banyuwangi juga dikelola dengan baik dan mengundang banyak wisatawan. Liburan ke Banyuwangi tentunya tak lengkap jika tidak mencicipi menu wisata kulinernya. Wisata Kuliner Banyuwangi seperti rujak soto, pecel rawon dan masih banyak lainnya kaya akan rempah dan memiliki cita rasa yang unik.

"Banyak dari makanan khas Banyuwangi ini yang bahkan sudah melegenda dan menjadi kebanggaan warga Banyuwangi," katanya.

Sandi mengungkapkan, ekonomi kreatif (Ekraf) tidak melulu tentang kerajinan tangan atau sejenisnya, tapi juga kuliner. Ada banyak produk kuliner Banyuwangi bisa dikembangkan untuk dijual, diproduksi secara masal sehingga dapat menjadi produk lokal yang mendunia.

"Berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, nanti kami akan kita bantu permodalannya, pemasarannya kita perluas dan kita tingkatkan, termasuk program pelatihan dan pendampingannya," jelasnya.

Selanjutnya Sandi berharap, pelaku ekonomi kreatif melalui workshop tersebut dapat memotivasi, kreativitas dan prestasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat banyak.  Sehingga subsektor kuliner dapat menjadi lokomotif ekonomi kreatif Banyuwangi untuk mendorong pembangunan daerah.

"Kami mengajak seluruh pelaku ekonomi kreatif untuk tetap semangat dalam upaya melakukan pemulihan dan stabilisasi ekonomi dengan memaksimalkan penggunaan sarana prasarana dan juga teknologi informasi, sehingga tetap dapat menciptakan perubahan positif, serta menjadikan potensi wisata dan ekonomi kreatif harus jadi lokomotif penggerak perekonomian," sambungnya.


Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno didampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dan Anggota DPR RI, Sumail Abdullah memberikan sertifikat penghargaan kepada pelaku ekonomi kreatif. (Foto: Fattahur)

Sandi menambahkan, pengembangan KaTa Kreatif Indonesia melalui Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan ini sebagai bentuk fasilitasi pengembangan potensi ekonomi kreatif di 25 Kabupaten/Kota. “Pengembangannya dari berbagai strategi, dan kita selalu melihat potensi di seiap kota/kabupaten,” katanya. 

Dia menegaskan, program Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia merupakan program yang dilaksanakan sejak tahun 2016 dan hingga saat ini terus dikembangkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf.

"Tahapan kegiatan dilakukan dimulai dari pemetaan dan pengusulan subsektor ekonomi kreatif unggulan melalui kegiatan dengan Uji Petik terhadap 4 unsur/elemen Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PKM3I) antaralain, 17 subsektor ekonomi kreatif, kreator/pelaku ekraf (ABCG-M), rantai nilai ekonomi kreatif, dan keterkaitan backward-forward linkage. Semuanya bisa dilihat di website Kemeparekraf," jelasnya. (fat)