Pengguna jasa merasakan pijat refleksi di atas kapal penyeberangan lintas Selat Bali. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Musim mudik Lebaran 2023 membawa berkah tersendiri bagi para pedagang kecil yang menjajakan dagangannya di kawasan Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi. Pedagang meraup pendapatan dua kali lipat dari biasanya.
Pedagang asongan ini kerap dijumpai di dalam maupun di luar area pelabuhan. Ada yang stay di tempat, ada pula yang jualan keliling. Dagangan yang dijual pun beragam, seperti minuman, makanan, snack, rokok, hingga kacamata.
Salah seorang pedagang asongan, Eny Hidayah, mengaku berjualan
di pelabuhan sudah sejak lama. Bahkan kerap mondar-mandir di Pelabuhan
Ketapang-Gilimanuk.
Warga Gilimanuk, Bali ini merasakan adanya peningkatan
omset yang diperoleh pada momen mudik tahun ini. Ia meraup pendapatan minimal
Rp 300 ribu dalam sehari berjualan. Berbeda dengan hari biasa yang hanya
membawa pulang Rp 100 ribu.
"Libur natal biasanya juga ramai, cuma pas lebaran
ini naiknya lumayan banyak. Hampir rata-rata pendapatan pedagang pasti
meningkat. Saya sendiri bisa bawa pulang uang minimal Rp 300 ribu,"
akunya.
Wanita 53 tahun ini menjajakan ragam minuman seperti kopi
sachet, coklat, susu. Juga ada mie instan, dan juga rokok. Harga minuman mulai
dari Rp 4 ribu, untuk mie Rp 10 ribu, harga rokok bervariatif tergantung merek.
Setiap hari Eny berdagang dari mulai pukul 16.00 WIB
hingga pukul 03.00 WIB. Dia menjajakan dagangannya kepada setiap penumpang yang
berada di area parkir pelabuhan dan di atas kapal.
"Kalau jualan di atas kapal, paling laris kopi.
Kalau kapal sudah mau berangkat saya turun," ujarnya, Jumat (14/4/2023).
Tak hanya pedagang asongan yang dapat cuan, tukang pijat
di pelabuhan pun untung banyak. Pendapatan mereka juga meningkat.
Pedagang
asongan berjajar di kawasan Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi. (Foto:
Fattahur)
Mereka menawarkan jasa pijat refleksi, mulai dari Balinese Massage, Foot Massage, Body Massage, Indian Head Neck and Shoulders, Japanese Shiatsu, Thai Massage. Layanan pijat itu bisa ditemui di kapal yang menyebrang dari Bali ke Banyuwangi atau sebaliknya.
Para pemijat tersebut bukan tukang pijat sembarangan, melainkan seorang profesional yang tersertifikasi, salah satu, Joko Masito. Ia mengaku selama momen mudik pelanggannya bisa mencapai 5 orang. Kalau hari biasa hanya 2 orang, bahkan terkadang tidak ada sama sekali.
"Kalau momen kayak gini pendapatannya ya lebih
lumayanlah, dibanding hari biasa. Untuk tarif Rp 30 ribu untuk setiap jenis
pijat. Durasinya selama 30 menit," ujarnya.
Tukang pijat lintas Selat Bali tak hanya Joko. Ada 30
orang yang melakoni profesi serupa. Mereka tergabung dalam Paguyuban Pijat
Nusantara (PPN).
Saat beraktifitas, biasanya mereka akan berpencar.
Masing-masing mencari kapal yang bisa diikuti. Umumnya mereka berangkat sore
lalu pulang saat dini hari.
"Karena kalau malam biasanya lebih ramai dibanding
siang hari. Apalagi kebanyakan penumpang adalah sopir," katanya.
Joko berharap mudik tahun ini ramai, sehingga
pendapatannya juga meningkat. "Kami berharap pemudik tahun ini ramai,
sehingga pendapatan kami juga bisa meningkat," tandasnya.
Penumpang
dari Bali mulai berdatagan di pelabuhan ASDP Ketapang. (Foto: Fattahur)
Sebagai informasi, aktivitas di Pelabuhan Ketapang
terkini mulai menunjukkan peningkatan. Penumpang baik yang menggunakan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum terus berdatangan.
Berdasarkan data dari PT ASDP Indonesia Ferry
Ketapang-Gilimanuk mencatat, ada lonjakan penumpang sekitar 45 persen pada
periode antara Jumat (14/4/2023) pukul 08:00 WIB hingga Sabtu (15/4/2023) pukul
08:00 WIB.
Tercatat sebanyak 21.987 penumpang dari Bali telah
diseberangkan ke Pulau Jawa via Pelabuhan Ketapang. Sementara sehari sebelumnya
sekitar 15.080 orang.
Dari arah sebaliknya, juga naik cukup signifikan. Pihak
ASDP mencatat, ada lonjakan sekitar 35 persen pada periode yang sama. Yakni dari
12.292 penumpang menjadi 16.780 penumpang. (fat)