Penampilan Gandrung menggebrak Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Semangat warga Banyuwangi yang tinggal di rantauan, tak pernah surut dalam mengenalkan Kesenian asli tanah kelahirannya. Seperti yang dilakukan pasangan Bapak Sugianto dan Ibu Misinah yang tinggal di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Saat menikahkan anaknya, Nur Erika dengan Briptu Erlanda Putra pada tanggal 6 Maret 20921 lalu.
Pasangan Sugianto dan Misinah, keduanya adalah ASN (Aparat Sipil Negara) masing-masing sebagai Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar. Sugianto berasal dari Kebondalem, sedangkan Misinah berasal dari Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar. Keduanya yang alumni Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Pandan, Genteng, merantau ke Bulungan Kalimantan Utara sejak tahun1988.
Upacara resepsi Pernikahan kedua mempelai, berlangsung
sangat meriah. Tenda atau Terop yang cukup besar dan mewah, terlihat penuh
sesak oleh undangan yang ikut serta sebagai saksi kedua mempelai memasuki hidup
baru, serta ikut mendoakan agar kelak menjadi keluarga Sakinah Mawadah dan
Warohmah.
Satu minggu sebelumnya, warga lingkungan Desa Ruhui Rahayu.
Satuan Pemukiman (SP) 5, bergotong royong menyiapkan keperluan resepsi. Sarana
Pemukiman (SP) 5 Desa Panca Agung, merupakan salah satu tempat penempatan warga
transmigrasi. Berbagai latar belakang warga yang ada di SP 5, membaur dan
harmonis kendati berasal dari daerah berbeda. Para transmigran mayoritas dari daerah
Jawa Timur.
Bapak Sugianto dan istri merupakan tokoh masyarakat,
keberadaanya cukup dihormati dan dicintai warganya. Tidak heran, jika tamu
undangan acara pernikahan anaknya sangat membeludak.
Sebagai pengobat rindu tanah kelahiran Banyuwangi, sekaligus
upaya melestarikan kesenian daerah asal para warga asal Jawa Timur, termasuk
kesenian Banyuwangi. Bertindak sebagai nahkoda Sanggar Tari tersebut adalah Ibu
Misinah, dengan kemampuan menari secara pakem, terutama jenis tarian
Banyuwangi.
Pada kesempatan tersebut, menghadirkan Musik Elektone dan
Gandrung sebagai hiburan. Acara dimulai sejak pagi menjelang siang, pada malam
hiburan utama dilaksanakan. Musik Elektone Cak Suhadi, warga Tarakan asal
Surabaya sebagai personil dari Garuda Sakti Sound System pimpinan saudara
Jailani warga transmigrasi SP 5 asal Ambulu Jember.
Garuda Sakti sebagai jasa sound system, sudah melanglang di
seantero wilayah Kaltara dan sekitarnya. Seringkali dipakai di acara besar
Pemkab maupun Pemprov, serta pihak swasta yang membutuhkan sound system higt
quality. Penyanyi elektone diisi oleh penyanyi berbakat dari Garuda Sakti
Artist.
Kebhinekaan yang ada pada Garuda Sakti nampak pada artis yang dihadirkan terdiri dari, Dede penyanyi berdarah Dayak, Ani penyanyi berbakat ini berdarah Jawa dan Bulungan. Dan beberapa penyanyi lainnya yang tak kalah berbakatnya.
Keterangan Gambar
: Pasangan mempelai bersama
orang tuanya. (Foto: Istimewa)
Gandrung yang dihadirkan merupakan Gandrung Ikawangi
Tarakan. Suatu kehormatan bagi Gandrung Ikawangi Tarakan, karena dapat hadir
menghibur di hajatan pernikahan putri Bapak Sugianto. Walaupun masih penuh
keterbatasan, namun tetap semangat berangkat memenuhi undangan.
Persiapan cukup singkat, karena mendapat kabar malam Jumat
dari Bapak Sugianto melalui Page Facebook Sekretaris Ikawangi sekaligus Manager
Gandrung Ikawangi Tarakan ditautan penampilan Gandrung menjadi obat rindu.
Dilanjut lewat WhatsApp, untuk mematangkan koordinasinya.
Malam itu Sekretaris belum memberi kepastian, karena waktu cukup pendek hanya selisih sehari 2 malam
untuk waktu tampil.
Setelah memperhatikan dan menimbang yang merequest warga
Ikawangi Bulungan dan berasal dari satu Desa Tapanrejo, Sekretaris bergerak
cepat, mengkondisikan kesiapan anggotanya. Koordinasi dilakukan Agus Holik dan
Rinto, untuk berbagi tugas.
Walaupun larut malam karena rasa tanggung jawabnya tetap terus berkoordinasi untuk mengkondisikannya yang berakhir pada pukul 03.30 WITE. Tiba saatnya Sekretaris memberi keputusan kepada Bapak Sugianto dengan menyampaikan kepastian kesiapannya untuk menghadirkan Gandrung pada hajatan tersebut.
Disampaikan Gandrung Ikawangi Tarakan akan hadir dengan
personil: Dwicky (kendang), Rinto (keyboard), Teguh (kethuk), Galeh (gong),
Bedi (kluncing), Pardi (piul/biola), Indah (Penari), Cici (Penyanyi), Ayu
(Penyanyi), Agus Holik (Manager)
Personil Gandrung Ikawangi Tarakan, tidak semua warga yang
berasal dari Banyuwangi. Kesolidan dan rasa kepedulian mereka terhadap sesama
perantau dari Jawa, sebagai motivasi utama untuk bergabung di dalamnya.
Sebagai pengetahuan tambahan Dwicky (Banyuwangi), Rinto
(Malang), Teguh (Kediri), Galeh (Madiun), Bedi (Sulawesi), Pardi (Banyuwangi),
Indah (Ponorogo), Cici (Jember), Ayu (Tarakan), Agus Holik (Banyuwangi)
Dari hasil koordinasi malam itu dengan Ikawangi Bulungan
khususnya yang terlibat dalam keseniannya Mbah Bibit & Pak Gendut siap
membackup apa saja untuk kelancaran acara tersebut. Novi, penari Gandrung
Ikawangi Bulungan telah siap.
Keterangan Gambar : Rombongan Kesenian Gandrung Tarakan Kaltara, saat menuju Kabuparen Bulungan dengan perahu. (Foto: Istimewa)
Ketika akan berangkat sesuai kesepakatan pukul 07.00 WITE
sudah siap geser ke palabuhan, tiba-tiba Penari Gandrung dari Tarakan memberi
kabar tidak bisa hadir karena tidak dapat pengganti shief kerjanya.
Sempat membuat shock manager dan crew, dengan perhitungan
mateng yang telah dipersiapkan manager. Namun kondisi itu tidak menjadi hal
yang dapat mematahkan semua persiapan yang telah dilakukan selama ini.
Setibanya di tempat acara, Crew Gandrung istirahat sejenak
setelahnya langsung ambil di posisinya masing-masing. Memasuki waktunya
Gandrung tampil di depan para tamu undangan, suasana terasa berubah drastis.
Pesona dan auranya, seakan membius para tamu undangan serta warga yang hadir. Mereka turut serta hanyut dalam lemah lembut gemulainya tarian gandrung serta suara gamelan (tabuhan) yang dinamis dan eksotis. Sebagian besar tamu dan warga berdiri, ketika tarian Gandrung ditampilkan.
Nampak hadir di tengah undangan drg. H. Imam Suyono, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan, Sekaligus Ketua Ikawangi Bulungan asal
Pasembon. Hadir juga Ibu Emy istri dr. Idewan Budi Santoso, mantan Kadiskes
Kabupaten Bulungan terdahulu asal Kedungrejo, Kecamatan Muncar.
Agus Holik Siswanto, M.Pd Sekretaris Ikawangi Tarakan
nampak mengobrol hangat bersama Ketua Ikawangi Bulungan di meja tengah tamu
undangan. “Mantap Mas, ini yang bikin gayeng mas,” ucapnya sambil mengarahkan
pandangannya ke crew Panjak Gandrung yang sedang mengiringi tarian.
Kebahagiaan yang tak dapat terucap nyesek di dada pada
sebagian besar tamu dan warga yang hadir. Tak terkecuali tuan rumah Bapak
Sugianto dan Ibu Misinah berlinang air mata, isak tangis haru pecah larut dalam
tarian Gandrung yang ditarikan Ayu dan Novi mengobati rasa rindu tanah
kelahiran yang telah lama ditinggalkan.
Keterangan Gambar : Sang Mempelai Perempuan, juga ikut larut menari Gandrung. (Foto: Istimewa)
Melihat latar belakang dari kedua mempelai yang juga
berjiwa seni, terasa ikut menikmati setiap gerakan tariannya. Mempelai wanita
Mbak Erhyta, merupakan penari handal hasil buah didikan Ibunya sang empunya
sanggar tari.
Sedangkan mempelai pria, Mas Erlanda merupakan penari
jaranan yang mempunyai panggilan akrabnya “Congor”. Seorang aparat penegak
hukum yang mengayomi serta dekat dengan semua lapisan masyarakat.
Sebelum turun ganti baju pengantin, mempelai wanita menari
Tari Punjari. Gerakan yang dibawakan mempelai wanita sungguh sangat memukau.
Bapak Pardi salah satu pelaku seni (pelatih tari) yang turut serta rombongan
Ikawangi kaget dan terkagum, dengan semua gerakan yang dibawakan dalam satu set
tarian tersebut diselesaikannya dengan baik.
Memang luar biasa selain parasnya cantik rupawan, perempaun
yang menyelesaikan pendidikannya di Kebidanan Poltekes Malang Prody Jember dan
STIKES Karya Husada Kediri, ternyata seorang penari yang mumpuni.
Disampaikan Bapak Sugianto dan Ibu Misinah, akan aktif
turut serta membesarkan Ikawangi di bidang kesenian. Jika nanti ada gelaran
seni yang menampilkan seni tari Banyuwangi, beliau siap bersedia untuk
bergabung.
“Mas belum pernah ada yang seperti ini, di sini kami
biasanya hanya pakai kaset,” bisiknya.
Acara ditutup dengan tarian gandrung pada pukul 23.30 WITE (Waktu Indonesia Tengah). Acara upacara pernikahan dilaksnakan di dua tempat yakni di tempat mempelai pria pada tanggal 9 Maret 2021 yang berada di Betayau, Kabupaten Tana Tidung. Kabupaten termuda di Kalimantan Utara, waktu tempugh 2 sampai 3 Jam dari Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
(Penulis: Agus Holik, Sekeretaris Ikawangi Kota Tarakan,
Provinsi Kalimantan Utara)