(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Program pemberian pupuk organik bagi petani yang digulirkan oleh Pemkab Banyuwangi memberikan hasil positif pada hasil pertanian daerah. Salah satunya pada petani cabai yang penggunaan pupuk organik mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas panen cabai petani.
Seperti yang diungkapkan Ahmad Jamali, petani cabai asal Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Penggunaan pupuk organik pada kebun cabainya membuat produksi tanaman lebih baik.
"Alhamdulillah, pemakaian
pupuk organik ini membuat tanaman jadi lebih subur. Karena bentuknya pupuk
organik cair, unsur hara yang ada bisa diserap dengan baik oleh akar tanaman.
Tanaman jadi lebih sehat dan tahan penyakit," ujar Jamali.
Jamali menambahkan, sebelumnya,
tanaman cabai miliknya menggunakan pupuk kimia saja. Sejak terjadi kelangkaan
pupuk pada 2020 lalu, membuat dirinya dan banyak petani sempat bingung untuk
bercocok tanam.
"Lalu Pemkab Banyuwangi
memberi solusi lewat program bantuan pupuk organik. Kami gunakan untuk
pengganti pupuk kimia yang langka. Caranya, kami kombinasikan dengan pupuk
dasar yang biasa kami gunakan. Alhamdulillah hasilnya memuaskan," ungkap
Jamali.
Dia menceritakan, pasca penggunaan
pupuk organik, berhasil memanen sebanyak 4 kuintal di lahan seluas 0,8 hektar.
"Tanaman cabai saya lebih
sehat, kualitasnya bagus. Kami berharap program ini bisa berjalan terus,"
kata Jamali saat dikunjungi Bupati Abdullah Azwar Anas, Jumat
(22/1/2021).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan
Banyuwangi Arief Setyawan mengungkapkan, pemkab telah memberikan bantuan pupuk
gratis kepada petani di seluruh Banyuwangi. Pada tahun lalu, setiap kecamatan
mendapatkan jatah pupuk organik untuk 400 hektar tanaman pangan dan ratusan
hektar untuk tanaman hortikultura.
"Seperti Kecamatan Wongsorejo
ini mendapat alokasi pupuk organik yang digunakan 400 hektar untuk tanaman
pangan, dan 743 hektar untuk tanaman hortikultura, termasuk lahan cabai. Jadi
di setiap kecamatan tak kurang dari 1.000 hektar lahan pertanian mendapatkan
bantuan pupuk organik," kata Arief.
"Kebetulan di Wongsorejo,
pupuk organik untuk tanaman hortikulutura sebagian besar digunakan untuk
tanaman cabai. Kami cukup gembira karena hasilnya sesuai harapan," imbuh
Arief.
Wongsorejo sendiri, lanjutnya, merupakan
sentra pertanian cabai di Banyuwangi, dan salah satu pemasok cabai di pasar
nasional. Dari total 3.795 hektar kebun cabai di Banyuwangi, 2.105 hektarnya
ada di Kecamatan Wongsorejo.
Arief melanjutkan, penggunaan pupuk
organik sendiri memiliki beberapa kelebihan, di antaranya bisa meningkatkan
produksi. Tanaman menjadi berumur lebih panjang dan hasil panen tidak cepat
rusak.
"Karena pupuk organik ini
mengandung mikroorganisme yang membuat penyerapan hara lebih maksimal sehingga
tanaman lebih sehat. Produksi petani cabai juga meningkat. Seperti di
Wongsorejo ini yang awalnya 8 ton per hektar, kini menjadi 8,1 ton,"
terang Arief.
Sementara itu Bupati Azwar Anas
mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas
pertanian daerah. Terlebih Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pertanian di
Jawa Timur.
Terkait pemberian pupuk organik
pada petani diharapkan bisa membantu kebutuhan pupuk petani yang sempat
mengalami kelangkaan.
"Selain itu pupuk organik yang kami berikan sebagai upaya Dinas Pertanian agar petani mulai neralih ke pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan prospek pasarnya lebih bagus. Program ini akan terus dilanjutkan," pungkas Anas. (Humas/kab/bwi)