Kantor DPU Pengairan Banyuwangi. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Berbagai pelayanan dan kinerja terus dilakukan dan ditingkatkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi.
Keberadaan dan peran DPU Pengairan sampai saat ini masih sangat vital dalam membantu upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempercepat pemerataan dan pembangunan di daerah.
Hingga Desember 2023, dinas yang berkantor di Jalan Adi
Sucipto, Kelurahan Sobo, Banyuwangi tersebut telah mampu membuktikan sepak
terjangnya lewat berbagai program kerja yang dimiliki.
Program kerja DPU Pengairan Banyuwangi yang telah
dilakukan pada tahun 2023 di antaranya, memperluas jaringan irigasi,
inventarisasi, pemeliharaan aset daerah irigasi, pembuatan sumur resapan serta
rumah pompa, normalisasi sungai untuk antisipasi banjir, dan lain sebagainya.
Perluasan jaringan irigasi pada tahun ini lebih dari 400
titik. Hal ini dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian di Banyuwangi.
Seluruh pekerjaan fisik dipantau lewat sistem informasi pengawasan dan direksi
atau "Mawasdiri".
"Aplikasi berbasis digital ini untuk mempermudah manajemen pengawasan pekerjaan konstruksi fisik serta mempercepat pendataan dan pelaporan," kata Kepala DPU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo.
Pekerja
mengeruk sedimen gorong-gorong. (Foto: Istimewa)
Seluruh aset daerah irigasi yang ada ini secara berkala dipelihara
dan diinventarisir menggunakan alat GPS Geodetik, untuk mempertegas kepemilikan
dan mempermudah pendataan.
"Dengan inventarisasi dan pemeliharaan, akan dapat
mempermudah melakukan kontrol dan pengendalian aset daerah irigasi,"
sambungnya.
DPU Pengairan juga intens melakukan berbagai upaya
antisipatif atau pencegahan banjir saat memasuki musim penghujan. Di antaranya,
pembuatan sumur resapan dan rumah pompa, hingga normalisasi sungai di beberapa
titik rawan seperti di Sungai Kalilo.
"Normalisasi di Sungai Kalilo dilakukan sejak Maret.
Dampaknya, kini sungai ini mampu menampung debit air hingga 600 meter kubik per
detik dengan prediksi maksimal sebanyak 400 meter kubik air per detik saat
peningkatan air," ujarnya.
Satuan kerja yang berkutat dalam pengelolaan sumber daya
air ini juga membangun dua rumah pompa air berkapasitas 50 liter per detik
dengan pipa isap berdiameter 8 dim.
"Pompa air yang kita siapkan itu untuk menyedot genangan air. Sehingga ketika terjadi banjir, air tak sampai masuk ke permukiman warga," jelasnya.
Normalisasi
sungai untuk antisipasi banjir, menggunakan alat berat. (Foto: Istimewa/Dok)
Termasuk menyiapkan cross cutting di beberapa titik
sebagai tempat dibedahnya saluran jika terjadi banjir akibat sumbatan. Dinas
jugas menyiagakan penjaga pintu air yang bertugas selama 24 jam saat memasuki
musim penghujan.
Upaya antisipasi lainnya yakni dengan memasang trash
barrier atau penghalang sampah untuk menjaga kebersihan sungai. Dalam hal ini
dinas berkolaborasi dengan NGO Sungai Watch dan multi sektor, utamanya pelajar
dan mahasiswa.
Mahasiswa dan pelajar dilibatkan dalam program Sekolah
Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu). Tujuannya agar mereka memiliki rasa
kepedulian terhadap kebersihan dan kelestarian sungai di Bumi Blambangan.
Selain edukasi, program tersebut mencakup pemanfaatan
wilayah sungai untuk destinasi wisata, pemasangan trash barrier di sungai,
sungai untuk kolam ikan, dan lainnya.
Program Sekardadu tersebut bahkan mengantarkan DPU Pengairan Banyuwangi meraih penghargaan Top 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Provinsi Jawa Timur Tahun 2023.
Kepala
DPU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo. (Foto: Fattahur/Dok)
Guntur Priambodo menyampaikan rasa syukurnya atas
prestasi yang telah dicapai. Menurutnya, prestasi ini akan menjadi pelecut bagi
ia dan jajarannya untuk terus bekerja keras dan menciptakan inovasi-inovasi
yang berdampak.
Guntur mengatakan, inovasi Sekardadu terus dikembangkan
dengan digitalisasi untuk sarana monitoring dan evaluasi. Selanjutnya adalah
memperluas mitra yang akan diajak berkolaborasi.
"Mendatang inovasi
ini terus dikembangkan cakupannya baik secara kualitas dan kuantitasnya. Dengan
SKPD, dunia pendidikan dan masyarakat yang ada sekarang akan di upgrade menjadi
raw model sistem manajemen sumber daya air terpadu," kata Guntur
menambahkan. (fat)